Selasa, 06 Oktober 2009

Pengantar Redaksi edisi 09

TESBÈH DAN DUKA BANGSA
Ibu pertiwi kian berduka, dengan tangisan ranah Minang, setelah bencana-bencana yang belum lama berselang. Semakin membuka mata kita akan kian rentannya bumi ini menyangga ketidakramahan kehidupan. Dibutuhkan sikap bijak bagi kita untuk tidak hanya bisa hadir sebagai penonton. Sentuhan kepedulian sangat diharapkan mampu kita bangkitkan sehingga bisa mengulurkan tangan dan hati membantu meringankan beban sesama. Doa kita akan semakin meringankan para tenaga sukarelawan yang berkarya langsung di lokasi, menghibur yang sedang duka.
Kita masuk dalam bulan Rosario. Rosario, Tasbih, Tesbeh, sebenarnya adalah doa renungan atas misteri keselamatan. Sembari mendaras Salam Maria berulang-ulang, pendoa merenungkan salah satu misteri yang dirangkai dalam rosario. Doa yang diulang-ulang ini sangat membantu memusatkan perhatian pada misteri keselamatan yang direnungkan. Tetapi hendaknya diingat bahwa doa renungan ini harus dibangun dan dipupuk oleh iman, kalau tidak dilandasi iman ada bahaya bahwa doa rosario menjadi rentetan kata-kata yang kosong (PS 213).
Tidak bisa dipungkiri doa rosario merupakan doa (wajib bagi sementara) pilihan lingkungan yang paling mengumat. Merupakan kerinduan anak akan doa ini di lingkungan, karena dengan doa yang sangat mudah ini seorang anak berani memimpin doa bersama. Tidak hanya anak, pada orang sepuh atau siapa saja yang biasanya cukup sebagai pendengar atau penggembira dalam sarasehan, bila berdoa rosario bersama merasa diikutsertakan dalam peran yang lebih.
Dalam doa pribadipun banyak keyakinan doa ini membangun kedekatan kita dengan pengantaraan Bunda Maria. Ada ungkapan dalam setiap permohonan akan lebih dikabulkan (netes kabeh) lewat doa tesbeh. Kita lestarikan kebiasaan positif ini.
Di bulan ini, Gereja Santa Perawan Maria Ratu Rosario Sadang berpesta nama pelindung. Selamat berpesta. Semoga bulir-bulir rahmat di lingkungan-lingkungan di Wilayah Santa Maria, semakin terangkai indah, dengan misteri iman yang semakin kuat dan tegap berdiri di lembah dan lereng Gunung Ungaran ini.
Marilah berstesbeh untuk sesama yang menderita.

Doa yang tak lapuk dimakan usia dan masa

Para pembaca Senthir yang diberkati Tuhan,
Bulan Oktober bagi Gereja dimengerti sebagai bulan Rosario Suci, dengan dasar pada tanggal 7 Oktober Gereja merayakan pesta "Santa Perawan Maria Ratu Rosario".
Tidak bisa dipungkiri, bahwa doa yang paling sederhana, merakyat dan mudah dicerna adalah doa Rosario, terutama dengan rangkaian doa Salam Maria dalam setiap butiran yang dipakai untuk mengingat-ingat kelipatan atau jumlah Salam Maria yang telah terucap.
Dibalik atau dalam nuansa pengulangan Salam Maria itu, umat diharapkan mengolah dan merenungkan makna peristiwa yang direnungkan dalam rangkaian doa itu, yaitu peristiwa-peristiwa yang didoakan-disebut sebelum rangkaian doa Salam Maria. Yang paling penting sebetulnya adalah permenungan atas peristiwa-peristiwa yang terkait dengan Tuhan Yesus itu; dari peristiwa Gembira sampai dengan peristiwa Cahaya. Kalau demikian maka" seandainya ada umat yang lupa jumlah doa Salam Marianya (misalnya kelewatan jadi hanya 8 atau 9 atau 7) mestinya jangan ditertawakan atau dianggap tidak sah atau belum sah, dlsb.
Karena itu silahkan anda untuk menikmati Rosario, mau dengan ujub khusus atau pun tanpa ujub tidak masalah. Itulah doa populer bagi umat beriman. Doa yang tidak lapuk dimakan usia dan masa: siapa, kapan, usia berapapun yang mendoakan tidak masalah. Bahkan menjelang dipanggil (mati) pun masih bisa. Malah yang sering kita saksikan juga bahwa ada banyak orang yang membawakan untuk digengenggamkan pada jenazah anggota keluarganya di dalam peti mati. Tentu harapannya agar di kubur pun masih bisa doa rosario. Soal ya atau tidaknya, nanti pada akhir hidup kita akan tahu sendiri.
Khusus untuk umat wilayah St. Perawan Maria Ratu Rosario Suci, Sadang: saya ucapkan selamat merayakan Pesta nama. Semoga semua diberkati Tuhan; baik yang pesta maupun para pembaca Senthir pada umumnya. Sekali lagi selamat semuanya : salam Maria!

St. Koko Pudjiwahyulistyono, Pr.

Asal Usul Rosario


Karena Rosario dirangkai - terutama dan pada hakikatnya - dari Doa Yesus dan Salam Malaikat, yaitu Bapa Kami dan Salam Maria - maka tanpa ragu-ragu kita mengakui doa itu sebagai doa utama sekaligus devosi utama umat beriman. Doa itu telah dipakai ber-abad-abad lama-nya semenjak za-man para rasul dan murid-murid hing-ga sekarang ini.
Namun baru pada tahun 1214, Gereja menerima dan mengakuinya dalam bentuknya yang sekarang ini, serta mendaraskannya menurut metode yang kita pakai sekarang ini. Doa ini diwariskan kepada Gereja oleh St. Dominikus, pendiri Ordo Para Pengkhotbah, yang menerimanya langsung dari Bunda Perawan Terberkati sebagai sarana yang ampuh untuk mempertobatkan kaum bidaah Albigensia dan pendosa-pendosa lainnya.
Sehubungan dengan itu saya mau menceritakan kepada anda kisah St. Dominikus menerima Rosario Suci itu. Kisah ini ditemukan di dalam buku termasyhur Beato Alan de la Roche berjudul De Dignitate Psalterii.
Menyadari bahwa gawatnya dosa-dosa umat merintangi pertobatan kaum bidaah Albigensia, Santo Dominikus mengasingkan diri ke sebuah hutan dekat kota Toulouse. Di sana ia berdoa tak henti-hentinya selama tiga hari tiga malam. Selama itu, ia tidak berbuat apa-apa selain berdoa sambil menangis, dan dengan tekun mengusahakan pe-nebusan dosa demi me-redakan kemurkaan Allah yang Mahakuasa. Ia berdoa dan bermatiraga dengan pengendalian diri yang sungguh-sungguh sehingga badan-nya menjadi lemah dan rapuh. Akhirnya ia jatuh sakit parah. Pada saat itulah Bunda Maria, didampingi oleh tiga malaikat, menampakkan diri kepadanya dan berkata: "Dominikus yang terkasih! Tahukah engkau senjata ampuh yang dipakai Tritunggal Maha Kudus untuk membaharui dunia ini?" Jawab Santo Dominikus, "Oh, Ibu, engkau tahu senjata itu jauh melebihi saya, karena di samping Puteramu Yesus Kristus, engkau sudah selalu menjadi sarana utama keselamatan kami." Lalu Bunda Maria menjawab: "Aku mau engkau mengetahui bahwa dalam peperangan semacam ini, alat pelantak yang ampuh itu ialah Salam Malaikat, yang merupakan batu fondasi Perjanjian Baru. Oleh karena itu, kalau engkau mau menemui jiwa-jiwa kaum beriman yang bersikap keras, dan meme-nangkan mereka bagi Allah, wartakanlah Mazmur-ku."
Dominikus merasa terhibur lalu bangun. Terbakar oleh semangatnya untuk mempertobatkan orang-orang di daerah itu, ia mendirikan sebuah katedral. Pada suatu hari, malaikat-malaikat yang tak kelihatan membunyikan lonceng-lonceng untuk mengumpulkan orang-orang di daerah itu. Lalu Dominikus mulai berkhotbah kepada mereka.
Pada awal khotbahnya terdengar letusan halilintar yang meng-gemparkan, bumi bergoncang, matahari tak bersinar, dan guntur serta halilintar menggelegar sambung-menyambung membuat semua orang ketakutan. Mereka semakin takut tatkala memandang gambar Bunda Maria mengangkat tangannya ke surga sebanyak tiga kali untuk menurunkan murka Allah atas mereka apabila mereka tidak mau bertobat, tidak mau merobah hidup mereka, dan tidak mau mencari perlindungan dari Bunda Allah yang kudus.
Dengan cara ajaib ini Tuhan bermaksud menyebarluaskan devosi baru kepada Rosario Suci, dan membuatnya lebih dikenal oleh semua orang. Karena doa Dominikus, halilintar itu mulai reda berangsur-angsur, sehingga ia dapat melanjutkan khotbahnya. Dengan tegas dan mendesak, ia menjelaskan nilai dan pentingnya rosario suci sehingga hampir semua orang Toulouse memeluknya dan berjanji untuk meninggalkan kepercayaan mereka yang salah. Dalam waktu yang begitu singkat terjadilah perubahan besar di kota itu. Umat mulai menghayati kehidupan Kristiani, dan menghentikan kebiasaan-kebiasaan buruk mereka.

Sumber: "Rahasia Rosario", judul asli: The Secret of the Rosary by St Louis-Marie Grignion de Montfort, diterjemahkan oleh B. Mali, Penerbit Obor

Dikutip dari Yesaya



Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau
Yes 41:10

Makna Doa Rosario


Doa Rosario adalah doa renungan
Doa Rosario adalah doa renungan. Sambil mendaras doa Salam Maria berulang-ulang (10 kali) para pendoa merenungkan salah satu misteri yang dirangkai dalam rosario. Pemahaman dan praktek ini sangat ditekankan oleh sejumlah dokumen/pernyataan pimpinan Gereja:
1.Doa rosario adalah salah satu tradisi kontemplasi Kristiani yang terbaik dan paling berharga. Rosario adalah doa renungan yang khas. (Surat Apostolik Rosario Perawan Maria [RPM] no. 5)
2.Doa Rosario adalah sarana yang paling efektif untuk mengembangkan diri di kalangan kaum beriman, suatu komitmen untuk merenungkan misteri Kristiani; ini sudah diusulkan dalam surat Apostolik Novo Millennio Ineunte sebagai "latihan kekudusan" yang sejati. Kita memerlukan kehidupan Kristiani yang menonjol dalam seni berdoa. (No. 32: AAS 93 (2001), 288)
3.Doa Rosario adalah doa renungan yang sangat indah. Tanpa unsur renungan, doa Rosario akan kehilangan maknanya. Tanpa renungan, doa Rosario menjadi ibarat tubuh tanpa jiwa, dan ada bahaya bahwa pendarasannya akan menjadi pengulangan kata-kata secara mekanis. Ini bertentangan dengan anjuran Yesus: "dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan." (Mat 6:7). Sedari hakikatnya, pendarasan Rosario membangun irama yang tenang dan tetap. Ini akan membantu orang untuk merenungkan misteri-misteri kehidupan Kristus. (Anjuran Apostolik Marialis Cultus, 2 Pebruari 1974, 156; RPM no. 12)

Doa Rosario adalah ringkasan Injil
Doa Rosario adalah "ringkasan Injil", karena di dalamnya dirangkai dan direnungkan sejarah keselamatan yang dipaparkan dalam Injil; mulai kisah-kisah sekitar inkarnasi sampai dengan kebangkitan dan kenaikan Tuhan. Dengan ditambahkannya satu rangkaian peristiwa baru, yakni peristiwa terang, doa Rosario menjadi ringkasan Injil yang lebih utuh. Kini renungan Rosario mencakup: peristiwa-peristiwa sekitar inkarnasi dan masa kecil Yesus (peristiwa-peristiwa gembira), peristiwa-peristiwa amat penting dalam pelayanan Yesus di hadapan umum (peristiwa-peristiwa terang), peristiwa-peristiwa sekitar sengsara-Nya (peristiwa-peristiwa sedih), dan kenangan akan kebangkitan-Nya (peristiwa-peristiwa mulia). (RPM no. 19)

Doa Rosario adalah doa Kristologis
Doa Rosario adalah salah satu doa Kristiani yang sangat Injili, yang intinya adalah renungan tentang Kristus. Sebagai doa Injil, Rosario dipusatkan pada misteri inkarnasi yang menyelamatkan, dan memiliki orientasi Kristologis yang gamblang. Unsurnya yang paling khas adalah pendarasan doa Salam Maria secara berantai. Tetapi puncak dari Salam Maria sendiri adalah nama Yesus. Nama ini menjadi puncak baik dari kabar/salam malaikat, "Salam Maria penuh rahmat, Tuhan sertamu," maupun dari salam ibu Yohanes Pembaptis, "Diberkatilah buah rahimmu" (Lukas 1:42). Pendarasan Salam Maria secara berantai itu menjadi bingkai, dimana dirajut renungan atau kontemplasi atas misteri-misteri yang ditampilkan lewat Rosario. (Paus Paulus VI, Anjuran Apostolik Marialis Cultus, 2 Pebruari 1974, 46)
Sumber : eRosario.net

Peristiwa Duka Bangsa


1.Peringatan Alam
Ramalan boleh tidak dipercaya. Tetapi ada baiknya kita tidak memandang sebelah mata. Biasanya ramalan dituangkan berdasar data. Fengsui dan primbon dibuat berdasar data pengalaman orang hidup pada masa lampau. Perilaku binatang yang tidak biasa, mencerminkan ada sesuatu kejadian alam. Mata, rasa, atau kepekaan indra yang lebih, memungkinkan orang bisa membaca hal-hal yang mungkin akan terjadi. Seperti tokoh supranatural Mama Loren, tentang beberapa bencana, ternyata juga terjadi.
Ramalan ada yang didasari data ilmiah. Ramalan cuaca dengan membaca perilaku iklim, suhu, dan data lain lewat satelit. Gerhana matahari total dipre-diksi secara detail. Kiamat 21 Desember 2012 (ramalan dari Suku Maya tentang matahari yang berada pada garis lurus pusat tata surya siklus 26.000 tahun, tidak fungsinya medan magnet yang berakibat pada pertahanan bumi terhadap radiasi sinar matahari, sehingga planet Nibiru berbenturan dengan bumi).
Keadaan riil saat ini tentang kerentaan bumi, dimana pemanasan global semakin menghantui : keserakahan peri-laku manusia, meluluhlantakan keutuhan ciptaan.
Semua ini mesti disikapi bijak, untuk lebih meneguhkan iman kita.
2.Bencana – Murka alam
Duka bumi pertiwi bertambah dengan tangisan duka ranah Minang. Gempa yang saling susul seakan dampak dari usaha meregangnya bumi yang lelah menahan beban ketidak-ramahan lingkungan. Bencana alam yang berganti dan berurutan, menjadi rangkaian berontak alam akan kese-rakahan manusia yang semena-mena merusak lingkungan, membakar hutan, dan pem-bangunan tanpa memperhatikan amdal.
Duka manusia tidak hanya bencana alam, tetapi juga ulah manusia sendiri. Kecelakaan berbagai angkutan transportasi, keteledoran yang berdampak kebakaran bangunan, keeng-ganan disiplin buang sampah dan penggundulan hutan mem-buat air bah dan tanah longsor; yang kesemuanya memakan korban jiwa manusia.
3.Peduli, cara hati menanggapi
Luasan daerah, sekarang sudah bisa dieratkan dengan batasan lokasi dan lajunya teknologi komunikasi. Peristiwa-peristiwa dimana pun bisa kita dengar, lihat, rasakan lewat sarana teknologi, paling tidak dengan TV. Ulasan dan berita TV sangat mempengaruhi suasana, sehing-ga setiap pemirsa dapat ikut merasakan duka bencana atau kecelakaan yang disampaikan secara rinci.
Upaya-upaya para pekerja warta sangat serius menyentuh perasaan pemirsa atau penikmat, dengan harapan banyak masyarakat beringan tangan membantu meringankan beban bencana. Banyak pundi amal disediakan untuk penya-luran itu.
Putra-putri Kristus, juga diharapkan membuka hati dan telinga; agar stimulan pada nurani semakin menunjukkan cinta kasih pada sesama. Adakah PSE menyediakan sarana untuk hal-hal demikian?
4.Usaha pelestarian alam, wujud usaha memelihara keutuhan ciptaan
Alam butuh keselarasan. Alam butuh perhatian dan campur tangan kita untuk memeliharanya. APP tahun lalu mengajak kita akan hal itu, memelihara keutuhan ciptaan.
Lingkungan hidup, semua makhluk ciptaan, membutuhkan peran kita untuk ikut menyatu dalam perasaan dan banyak hal. Kalau kita sayang pada lingkungan, mereka pun akan lebih sayang pada kita. Usaha kelestarian dan keseimbangan makhluk hidup dan lingkungan, adalah usaha interaktif yang saling mendukung niat tersebut.
Tidakkah kita turut peduli pada usaha positif ini, walau hanya dalam peran kecil?
5.Pengharapan, untaian doa yang tulus
Kita umat beriman, menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan, yang lebih tahu akan maksud dan tujuan.
Kita mengalami aneka peristiwa di depan mata kita. Kita merenung dan mencoba mengejawantahkannya berdasar iman dan pengharapan. Kita berusaha peduli, berbela rasa, dan berbagi berkat untuk sesama.
Kita masuk dalam lingkungan ciptaan yang utuh, saling menyanyangi, saling mengisi dan memperhatikan.
Doa yang tulus dan jujur, satu-satunya langkah dalam pengharapan.

Petrus Thukul

Doa Rosario untuk Para Imam


Dalam rangka Tahun Imam yang dicanangkan antara 19 Juni 2009 s/d 19 Juni 2010, berikut ini adalah doa rosario untuk mendoakan para imam, yang dikarang oleh almarhum John J. Cardinal Carberry, dari St. Louis, Amerika Serikat. Pada waktu beliau menyusun doa ini belum ada renungan Peristiwa Terang.
Untuk menuju peristiwa tertentu atau doa penutup
PERISTIWA-PERISTIWA GEMBIRA
1. Maria menerima kabar gembira
Malaikat Gabriel memberitakan kabar gembira kepada Perawan Maria, bahwa ia akan menjadi Bunda Allah, Sang Sabda yang menjadi manusia. Untuk berabad-abad sesudahnya, Yesus akan menjadi daging di dalam setiap perayaan Ekaristi untuk menjadi santapan rohani bagi kita di dalam kesatuan yang erat dengan Dia.
Doa:
Kami berdoa untuk para imam, yang setiap hari, melalui perkataan konsekrasi dalam Misa Kudus dan melalui Komuni Kudus, memberikan kepada kami Tubuh dan Darah Kristus. Kami berdoa untuk semua orang yang akan menjadi imam di masa mendatang, yang sekarang masih berada di dalam rahim ibu mereka. Agar mereka diselamatkan dari gangguan fisik dan spiritual, dan dapat mencapai Pentahbisan seperti yang Tuhan rencanakan. Kami berdoa untuk para imam di generasi mendatang. Kami berdoa agar semua imam menghargai karunia hidup selibat.
2. Maria mengunjungi Elisabeth saudaranya
Maria mengunjungi saudara sepupunya, Elisabeth, yang mengenali Maria sebagai tabernakel yang hidup bagi Allah yang Ilahi.
Doa:
Kami berdoa terutama bagi para imam yang membawa Komuni kudus kepada para orang sakit, mereka yang tidak dapat berjalan, dan Viaticum (komuni terakhir) kepada orang-orang yang mendekati ajal. Kami berdoa untuk semua imam yang melayani orang-orang sakit agar para imam tersebut dapat memberi penghiburan, nasehat dan menguatkan mereka yang menderita.
3. Yesus dilahirkan di kandang Betlehem
Yesus dilahirkan di Betlehem. Para malaikat mengumumkan kelahiran-Nya, para majus dan gembala datang dan menyembah-Nya.
Doa:
Kami berdoa agar semua calon imam bertumbuh di dalam pengetahuan dan kasih akan Allah, agar dapat menjadi para imam yang kudus. Kami berdoa terutama untuk mereka yang segera akan ditahbiskan, agar mereka tetap setia sepanjang hidup mereka terhadap hak istimewa untuk “menjadi Kristus”-in persona Christi-yang hadir di tengah kami. Kami berdoa agar semua orang dapat menghargai Perayaan Ekaristi dan Imamat kudus sebagai karunia Tuhan yang terbesar. Kami berdoa agar setiap imam dapat menganggap dirinya, sebagai anggota Keluarga Kudus, seorang putera sejati dari Bunda Maria dan St. Yosef dan saudara dari Kristus, Sang Imam Agung.
4. Yesus dipersembahkan di Bait Allah
Bunda Maria dan St, Yosef, dengan ketaatan kepada hukum Taurat membawa Yesus ke Bait Allah, untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Simeon bersyukur kepada Allah yang menyatakan Sang Mesias, kepadanya sebelum ia wafat.
Doa:
Kami berterima kasih kepada Tuhan untuk semua imam yang seperti Simeon, telah bertahun-tahun memberikan pelayanan kepada kami, umat Allah. Kami berdoa agar mereka dapat menerima penghargaan dari Tuhan atas kemurahan hati mereka dan kerelaan mereka berkorban. Kami juga berdoa untuk semua imam yang hatinya dipenuhi perasaan kesepian, depresi, dan ditolak oleh orang lain.
5. Yesus diketemukan di Bait Allah
Yesus diketemukan di antara para guru di bait Allah, Dia kembali ke rumah dan taat kepada Bunda Maria dan St. Yosef.
Doa:
Kami berdoa agar para imam akan selalu ditemukan berada dalam pengurusan perkara-perkara Allah, dan akan selalu taat kepada pengajaran Magisterium Gereja, Bapa Paus dan para uskup dalam persekutuan dengan beliau. Kami berdoa untuk semua imam muda agar kasih dan dedikasi yang mereka alami di tahun-tahun awal Imamat mereka dapat selalu bertumbuh seiring dengan waktu. Kami berdoa untuk semua imam yang mengajar tentang iman Katolik kepada anak-anak, kaum muda maupun orang dewasa.
PERISTIWA-PERISTIWA SEDIH
1. Yesus berdoa di Taman Getsemani
Para rasul tertidur; Yesus menitikkan darah saat merenungkan Kisah sengsara dan kematian-Nya; para malaikat datang menghibur-Nya.
Doa:
Kami berdoa agar semua imam yang menderita dan yang berada di jalan salib ke Golgotha dapat dihibur dengan kehadiran Tuhan; mereka yang telah mengkhianati atau yang menolak imannya karena kelemahan mereka, dapat bertobat dan kembali kepada kehangatan kasih Allah. Kami berdoa agar semua imam dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, seperti yang selalu dilakukan oleh Yesus.
2. Yesus didera
Yesus didera dengan kejam dan dipukuli oleh para prajurit.
Doa:
Kami berdoa untuk para imam yang dianiaya baik secara fisik maupun mental, mereka yang dipenjarakan atau yang dilarang untuk mempersembahkan Misa kudus atau menerima Komuni kudus. Kami berdoa untuk para imam yang hidup bi bawah tekanan pemerintahan Komunis.
3. Yesus dimahkotai duri
Yesus diolok-olok sebagai raja dan kepala-Nya yang mulia ditembusi oleh duri-duri yang tajam.
Doa:
Kami berdoa untuk para imam yang menderita karena mempertahankan pengajaran Katolik yang otentik. Kami berdoa agar para Uskup akan selalu mempertahankan kebenaran ajaran-ajaran Gereja Katolik dan menolak godaan-godaan untuk meng-kompromi-kan doktrin dalam menghadapi tekanan-tekanan budaya dan sosial.
4. Yesus memanggul salib-Nya ke Golgotha
Memar, berdarah, dan lelah, Yesus memaksa Diri-Nya untuk memanggul salib-Nya ke bukit Golgotha.
Doa:
Kami berdoa untuk semua imam yang sedang memanggul salib yang berat; mereka yang lemah, sendirian, atau yang sedang terjatuh dari keadaan rahmat Tuhan, karena sesuatu hal. Kami berdoa untuk Bapa Paus, yang mungkin menanggung salib yang terberat; dengan adanya penganiayaan dan upaya menghapuskan Gereja, baik yang terjadi di dalam maupun di luar Gereja.
5. Yesus wafat di salib
Yesus menumpahkan titik darah-Nya yang terakhir untuk membebaskan kita dari dosa dan maut.
Doa:
Kami berdoa untuk semua imam yang sedang menghadapi ajal dan yang akan meninggal hari ini. Kami berdoa untuk mereka yang haus akan keselamatan jiwa-jiwa. Kami berdoa agar pengorbanan yang mereka lakukan akan menyempurnakan rencana Allah untuk keselamatan seluruh dunia. Kami berdoa agar para imam membawa Bunda Maria ke dalam hati mereka, seperti Rasul Yohanes, salah seorang imam pertama, yang telah membawa Bunda Maria ke dalam rumahnya, dan menjadikannya sebagai ibunya.
PERISTIWA-PERISTIWA MULIA
1. Yesus bangkit dari mati
Yesus bangkit dari antara orang-orang mati dan menampakkan diri kepada para rasul.
Doa:
Seringkali, para imam dapat menderita, tertekan dan berputus asa ketika melihat hasil yang sangat sedikit dari jerih payah mereka. Kami berdoa agar para imam akan mengingat bahwa salib selalu diikuti oleh kebangkitan; kegelapan selalu diikuti oleh terang. Kami berdoa agar semua imam dapat mengambil bagian dalam suka cita kebangkitan Kristus.
2. Yesus naik ke surga
Yesus memerintahkan para rasul-Nya dan kembali kepada Bapa-Nya di surga.
Doa:
Kami berdoa agar para imam dapat menjalankan tugas mereka untuk mewartakan Kabar Gembira ke seluruh dunia, mengajar dan membaptis jiwa-jiwa yang tak terhitung banyaknya. Kami berdoa untuk para misionaris yang hidup di dalam kemiskinan yang sangat dan dalam kesulitan untuk membawa Injil kepada seluruh bangsa.
3. Roh Kudus turun atas para rasul
Roh Kudus turun ke atas para rasul, yang berkumpul bersama dengan Bunda Maria.
Doa:
Kami berdoa bahwa para imam dapat selalu terbuka kepada karunia Roh Kudus yang menguatkan mereka untuk tugas membawa banyak jiwa kepada Tuhan dan Tuhan kepada jiwa-jiwa. Kami berdoa agar mereka dapat bekerja dengan semangat menyala-nyala untuk menuntun orang-orang kepada pertobatan, terutama mereka yang mengeraskan hatinya. Semoga mereka dapat membawa kasih Allah kepada seluruh dunia.
4. Bunda Maria diangkat ke surga
Bunda Maria diangkat ke surga, tubuh dan jiwa. Ketika di dunia, ia mengasihi dan mendoakan para rasul, yaitu para imam pertama.
Doa:
Kami berdoa agar para imam dapat mengasihi Bunda Maria dan menemukan di dalamnya kasih dan penghiburan dari seorang ibu, pendoa syafaat yang terbesar di antara semua Orang Kudus; dan tempat perlindungan yang pasti terhadap gangguan Iblis dan para pengikutnya yang ingin menghancurkan imam dan Imamatnya yang kudus.
5. Bunda Maria dimahkotai di surga
Bunda Maria dimahkotai di surga sebagai Ratu Surga dan bumi. Ia diberi penghargaan oleh Tuhan karena kesetiaannya kepada Tuhan.
Doa:
Kami berdoa agar Bunda Maria, Ratu para imam, menjadi teladan dalam hal iman dan suka cita, di mana sebuah mahkota, yang dihiasi dengan sejumlah jiwa yang telah dipercayakan kepadanya pada hari Pentahbisannya, akan menjadi penghargaan mereka untuk pelayanan yang setia dan penuh kasih.
PERISTIWA-PERISTIWA TERANG/CAHAYA
1. Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis
Walaupun tidak berdosa, Yesus merendahkan diri-Nya untuk dibaptis, agar memberi contoh kepada kita bagaimana kita dapat dilahirkan kembali oleh air dan Roh, yaitu jika kita mati terhadap dosa dan bangkit dan hidup bersama Dia.
Doa:
Kami berdoa bagi semua imam yang mengajar persiapan Baptis, agar pengajaran mereka dapat berperan dalam pertumbuhan iman para katekumen. Kami juga berdoa agar para imam dapat menjadi teladan bagi umat, tentang bagaimana kami dapat mati terhadap dosa, dan bangkit dan hidup baru bersama Kristus, dan dengan setia hidup sesuai dengan janji baptis kami.
2. Yesus membuat mukjizat yang pertama di Kana
Yesus mengadakan mukjizat pertama di perkawinan di Kana, sebagai tanda pengudusan hubungan suami istri dan penyertaan-Nya pada setiap keluarga.
Doa:
Kami berdoa bagi para imam, semoga mereka dapat mengikuti teladan Kristus yang mengasihi Gereja sebagai Mempelai-Nya. Semoga para imam dapat menghayati panggilan mereka untuk menguduskan umat beriman, sebagaimana Kristus menguduskan Gereja sebagai Tubuh-Nya. Kami berdoa pula bagi para imam yang bertugas mendampingi pasangan suami istri ataupun yang mengajar persiapan perkawinan, agar melalui pengabdian para imam, kami dapat melihat teladan kasih yang memberikan diri seperti Kristus memberikan nyawa-Nya bagi kami semua.
3. Yesus memberitakan Injil Kerajaan Allah dan mengajarkan pertobatan
Yesus mengajarkan Kabar Gembira Kerajaan Allah dan pertobatan agar manusia dapat masuk dalam rencana keselamatan Allah.
Doa:
Kami berdoa bagi para imam, agar mereka dapat mewartakan Injil dengan semangat kasih yang berkobar, baik dalam homili, khotbah atupun renungan yang mereka bawakan. Biarlah mereka mengalami kasih-Mu yang melimpah dan kobarkanlah kasih mereka kepada-Mu, agar mereka dapat menyampaikan kasih-Mu itu kepada kami. Pimpinlah secara khusus dengan Roh-Mu, para imam yang memberikan sakramen Pengampunan dosa. Jadikan mereka pendengar yang baik, namun juga penasehat yang bijak dalam sakramen yang penuh rahmat itu.
4. Yesus dimuliakan di atas gunung Tabor
Yesus dimuliakan di atas gunung Tabor, dan para rasul-Nya melihat kemuliaan-Nya bersama Nabi Musa dan Elia.
Doa:
Kami berdoa bagi para imam agar selalu memuliakan Kristus dalam setiap tindakan mereka. Kami berdoa bagi para imam yang sedang memulai pelayanan mereka di suatu daerah yang baru, agar Roh Kudus-Mu menyertai dan memberkati usaha mereka. Kami berdoa agar pada akhirnya nanti, Engkau berkenan mengizinkan para imam mengambil bagian dalam kemuliaan-Mu di surga, atas segala pengabdian dan kasih yang mereka berikan kepada kami di dunia.
5. Yesus menginstitusikan Ekaristi
Yesus menyatakan kasih-Nya dan memberikan perintah agar para murid-Nya mengenang-Nya dalam kurban Tubuh dan Darah-Nya dalam perayaan Ekaristi.
Doa:
Kami berdoa bagi semua imam, yang setiap harinya mempersembahkan Ekaristi. Berkatilah dan kuduskanlah tangan-tangan mereka yang setiap harinya menyentuh Tubuh dan Darah Kristus. Kuduskanlah hati dan pikiran para imam-Mu, ya Tuhan, agar sungguh-sungguh di dalam mereka hadirlah Engkau, ‘Kristus’: in persona Christi. Tumbuhkanlah rasa syukur dalam diri setiap imam akan peran istimewa mereka untuk membawa kami kepada Kristus, dan Kristus kepada kami. Dan ajarilah kami untuk selalu bersyukur, karena melalui para imam, kami dapat menyambut Engkau dalam Ekaristi.
DOA PENUTUP
Doa untuk Para Imam:
O Yesus, Imam Agung kami, dengarkanlah doaku yang sederhana ini, yang kunaikkan demi para imam-Mu. Berikanlah kepada mereka iman yang dalam, pengharapan yang nyata dan teguh, dan kasih yang menyala-nyala, yang terus bertumbuh di sepanjang waktu kehidupan Imamat mereka.
Di dalam kesepian, hiburlah mereka. Di dalam kesedihan, kuatkanlah mereka. Di dalam keputusasaan, tunjukkanlah kepada mereka bahwa melalui penderitaan-lah jiwa dimurnikan, dan tunjukkanlah kepada mereka bahwa mereka sangat diperlukan oleh Gereja. Mereka sangat dibutuhkan oleh jiwa-jiwa, mereka sangat dibutuhkan untuk kelangsungan rencana keselamatan.
O, Bunda Maria yang penuh kasih, Bunda para imam, bawalah ke hati-Mu para puteramu yang dekat denganmu oleh karena Pentahbisan, dan oleh karena kuasa yang diberikan kepada mereka untuk melanjutkan karya Kristus. Jadilah bagi mereka suka cita, kekuatan, dan secara khusus, bantulah mereka untuk hidup dan mempertahankan kesempurnaan kehidupan selibat yang dikuduskan,Allah.
Amin.
Doa Fatima
Ya Yesus yang baik, ampunilah dosa-dosa kami.
Selamatkanlah kami dari api neraka,
dan hantarlah jiwa-jiwa ke surga,
terlebih jiwa-jiwa yang sangat membutuhkan kerahiman-Mu. Amin.
Sumber : katolitas.org

SENTHIR ITU


Awal mula saya menulis di SENTHIR, ada perasaan kasihan pada bagian dapur (pengelola) majalah ini. Betapa tidak, mereka mengurusi teknis penerbitan kok masih terbebani dengan menulis. Saya perhatikan penulisnya itu-itu saja. Tulisannya sih baik, setidak-nya layak baca. Lalu apa hubungannya dengan tulisan ini.
Tulisan ini diinspirasi oleh percakapan Pak Bernardus Suparlan (ketua Lingkungan Mater Dei) dengan istri saya, yang diceriterakan kembali oleh istri saya, pada suatu hari di bulan Agustus yang lalu.
"Bu waktu pertemuan doa kemarin (Lingkungan Mater Dei di rumah Pak Maryono), ketika lampunya mati, banyak yang pulang begitu saja, sebab waktu pertemuan hampir habis. Sebetul-nya itu sih biasa, tetapi masalah-nya, waktu itu saya membagikan 25 buah Senthir untuk para keluarga Lingkungan Mater Dei. E, ternyata dari 25 itu 7 buah di antaranya ditinggalkan begitu saja, lalu saya punguti kembali. Celakanya saya sendiri tidak tahu itu milik siapa, maka ya saya tahan saja”. Begitu kata Pak Parlan. "Saya pikir sebagian atau mungkin banyak umat Santo Thomas Rasul kurang berminat pada Senthir. Selayaknya yang memang kurang berminat, tidak usah diberi saja, sebab itu kan hanya pemborosan. Mungkin hanya sekitar 20 persen Senthir yang dibaca, selebihnya entah apa nasibnya.” Begitu timpal istri saya.
Itu salah satu hal yang saya dengar dan ketahui tentang Senthir. Mungkin Anda mempunyai ceri-tera lain, tolong bagikan dong. Pertama kali Senthir terbit, dengan bermodalkan idealisme beberapa muda-mudi yang didukung oleh beberapa orang tua, saya salut dan acung jempol. Saya dulu mempunyai pengalaman dengan almarhum Akur (majalah Paroki Regina Pacis Bedono tahun 90-an). Mati sebab dukungan umat kurang, terutama setelah Romo Hastoro meninggalkan Bedono. Semoga Senthir tidak mengalami hal serupa, doaku.
Namanya juga Senthir, bukan Senthor misalnya. Senthir itu kan kecil, memberi sedikit, namun berguna. Waktu kecil dulu saya tinggal di Jurang. Di kampung pinggir hutan itu, penerangan malam hari hanya senthir. Belajar juga dengan penerangan senthir. Itulah sebabnya saya yang suka membaca waktu malam harus pakai kacamata sampai sekarang. Namun saya bayangkan kalau tidak ada senthir berarti setiap malam gelap gulita. Untung ada kamu, senthir. Kita berharap bahwa Senthir kita bisa memberi sesuatu meskipun layaknya senthir hanya bisa memberi sedikit, jika memberi banyak namanya senthor (menggerojok dalam jumlah banyak).
Bagi saya Senthir, terlalu kurus. Ketika datang ke rumah (biasanya sudah pertengahan bulan), saya baca kurang dari dua jam habis, tak tersisa. ltu sudah termasuk rubrik, iklan, dan semuanya pokoknya dari A sampai Z, tanpa ada yang terlewati. Apa tidak ada bahan lain untuk dibaca? O, bajibun, tetapi informasi dari Senthir kan lain, menyangkut keluarga besar sendiri. Jadi Senthir tetap saya baca dan saya anggap penting. Namun banyak orang kan kurang suka membaca, atau berpendapat lain tentang Senthir. Meskipun saya sendiri berpendapat bahwa penampilan Senthir monoton. Mungkin perlu dibuat hurufnya, judulnya bervariasi, juga ilustrasi perlu ditambahkan, komputer sekarang canggih, bisa ini-itu. Ilustrasi bukan hal remeh. Banyak hal abstrak menjadi bermakna setelah diberi ilustrasi. Contoh, kita senantiasa melihat di gereja patung lbu Maria dan Tuhan Yesus. Itu memberi kita gambaran lebih jelas mengenai lbu Maria dan Tuhan Yesus, jadi meskipun harganya mahal, kedua patung itu perlu ada. Bahwa gambaran fisik lbu Maria dan Tuhan Yesus waktu masih di dunia dulu tidak seperti itu, mungkin saja. ltu kan imajinasi fisik lbu Maria dan Tuhan Yesus ala Leonardo da Vinci, kata orang yang sedikit tahu. Sampul depannya sih oke, menurut saya. Juga kartunnya yang sempat menghilang, harus dipertahankan, sebab itu sangat disukai anak-anak. Semoga tetap ada ide untuk membuat kartun. Perlu juga (jika mungkin) ditambah humor-humor segar yang gerejani.
Distribusi, juga bukan perkara mudah. Suatu ketika saya berbicara dengan teman saya yang tinggal di Tompak, jauh dari pusat paroki Bedono. Dia berceritera bahwa isinya baik, banyak yang dibutuhkan, tetapi dia rata-rata baru terima Senthir setelah tanggal 15 pada bulan yang bersangkutan. Padahal saya suka mengisi TTS dan ingin mengirimkan jawabannya, tetapi waktunya selalu terlalu mepet. Apa masalah distribusi ini bisa diperbaharui, dalam arti diperbaiki?
Terkadang saya membuat lebih dari satu artikel dalam satu edisi. ltu kurang baik menurut saya, sebab kalau sebuah majalah terlalu didominasi satu orang atau satu kelompok itu tidak sehat. Tidak sehat artinya mendekati kematian, padahal kita berharap Senthir panjang umur, sehingga tetap bisa memberi pelayanan pada umat, utamanya dalam bidang informasi. Untuk itu saya sering menulis dan saya atas namakan orang lain. Nyatanya ada beberapa teman yang tahu bahwa itu tulisan saya." Yang atas nama temanmu itu tulisan kamu sendiri tho?" Kata teman saya suatu ketika. "Kok tahu?" Ya gaya tulisanmu kan khas, sedikit humoris, banyak kampungan.” Sambungnya. Saya hanya manggut-manggut sambil ter-senyum, pas buntu ide untuk mengelak.
Kadang memang imbas dari tulisan di Senthir tidak terlalu signifikan. Misalnya pernah ditulis tentang "Misa Kudus dan Kita" (Senthir Juli 2009, halaman 16 - 18). Nyatanya waktu misa banyak umat yang tetap saja di luar sambil mengobrol, padahal tempat di dalam masih kosong. Contoh lain beberapa kali Senthir terbit muncul tulisan" Arti Simbol dalam Liturgi/Sikap Dalam Liturgi", toh banyak umat tidak menyesuaikan dengan tata cara itu. Mereka tetap menggunakan tata cara mereka sendiri. Ltu indikasi bahwa Senthir tidak dibaca.
Senthir memang tidak sempurna, hanya jangan putus asa dong, para pengasuhnya. Banyak juga umat yang membutuhkan Senthir (di samping yang tidak). Buktinya apa? Beberapa umat mengo-mentari isi Senthir, artinya membaca dan mencermati. Yang menyumbang juga banyak, itu artinya mendukung. Jadi keber-adaan Senthir harus dilanjutkan, dengan perbaikan di sana-sini, termasuk juga perbaikan umat dalam menyikapinya. Tidak ada Senthir tidak asyik.

Pak Ngadelan
Lingkungan Mater Dei

DOA BERSAMA, DIMANAKAH KAMU?

Kehadiran kita, membuat kehidupan peziarahan umat beriman semakin hidup. Bagaimana dengan Anda, apakah sudah terlibat dalam doa bersama di lingkungan Anda?
Doa merupakan sarana berkomunikasi dengan Tuhan. Dalam setiap doa, hendaknya bukan hanya memohon tetapi juga mensyukuri apa yang terjadi dalam kehidupan kita.
Tidak mengesampingkan doa pribadi yang dilakukan di rumah masing-masing, saya ingin melihat kegiatan doa bersama yang dilakukan di lingkungan. Di paroki kita kelompok-kelompok doa (yang terkenal dengan istilah PD), sangatlah sedikit. Yang saya tahu Persekutuan Doa Karismatik dan Sabtu Imam. Kelompok-kelompok itu tidak menjamin bahwa kehidupan berdevosi/berliturgi di paroki kita itu hidup. Boleh dilihat dengan realita yang ada. Contohnya ada di lingkungan X di paroki kita, setiap kegiatan doa bersama ternyata yang datang hanya sekitar 20 % (didominasi oleh ibu-ibu). Boleh saya katakana memprihatinkan. Menurut informasi yang saya peroleh, penyebabnya mereka sibuk dengan urusan mereka. Padahal waktu yang disediakan Tuhan untuk kita 24 jam setiap hari.
Secara tidak langsung masalah itu berakibat pada berkurangnya hubungan antar umat di gereja Allah. Apakah budaya guyub rukun akan luntur dan budaya individualis akan menjamur?
Apa yang bisa kita perbuat dengan keadaan seperti itu? Hanya diam, berpikir, dan berhenti? Ataukah bersama-sama nyengkuyung kebiasaan yang baik dilakukan di lingkungan kita masing-masing?

Yang sedang belajar menulis


Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."
Matius 26:41

PEDULI, TIDAK BEDA DENGAN PENGORBANAN


Mbah Darsin, cerita tentang pembangunan gedung gereja Santa Maria Ratu Rosario Sadang kala itu. Berdirinya bangunan merupakan wujud riil dari para umat dan pemrakarsa serta para pendukung yang peduli akan kehidupan iman umat. Di samping anggaran yang terencana, banyak juga tangan-tangan pendana yang peduli, membantu segala sesuatu demi tegak berdirinya bangunan yang sampai saat ini baru sekali direnovasi. Siapa saja para donatur itu? Karena sikap yang tanpa pamrih, mereka tidak disebutkan. Namun karena tidak ingin melupakan jasa, sebuah tulisan Mbah Darsin ditanam di salah satu bagian depan kuda-kuda bangunan gereja yang berisi daftar siapa saja yang telah berkenan membantu. Cara unik Mbah Darsin memberi penghargaan.

Mbah Darsono almarhum, tidak ada yang tidak kenal umat Paroki Bedono yang satu ini, baik kehidupan maupun karya pelayanan beliau yang boleh dikatakan monumental. Dalam segala keadaan di setiap kesempatan, dengan sangat ringan beliau memberikan pengajaran, pelayanan, dan karya lain bagi umat katolik Bedono. Panggilan Jiwa Guru mendasari rasa tangung jawabnya terhadap pelayanan menggereja, tanpa mementingkan keperluan pribadi dan keluarga. Sebuah kepedulian sesuai kemampuan yang tanpa pamrih.

Mas Markus, setiap Sabtu atau menjelang hari-hari besar selalu mendampingi anak-anak manis berkumpul di gereja, dan salah satu kegiatan utamanya latihan misdinar. Dengan sabar ia mendampingi putra/i altar. Sering kalau dalam misa ada sesuatu yang kurang berkenan pada Romo waktu bertugas, jadi bebannya pula tanggung jawab tersebut. Belum lagi kalau umat juga melihat segala kekurangan yang bisa dibaca dari gerak gerik romo, tidak kurang pula umat ikut ngelikake Pak Markus, yang mungkin juga bukan karena kesalahannya. Padahal kalau kita tahu, Pak Markus melakukan bukan karena tanggung jawabnya (dalam susunan formal), tetapi karena rasa cinta dan panggilan hatinya kerelaan pelayanan itu ada. Tidak jarang dipandang sebelah mata, namun peduli tanpa pamrih masih menjadi jawaban hatinya.

Tiga contoh kepedulian tanpa pamrih, tanpa ikatan, yang merupakan pengurbanan yang berharga bagi orang lain.
Memang masih banyak contoh kepedulian seperti itu yang mungkin tidak sengaja kita perhatikan.

Ada kepedulian (yang diharapkan tanpa pamrih) pula, walau memang sudah menjadi tugas wewenang dan tanggung jawab, namun kadang tidak dirasakan langsung orang lain, sehingga harapan akan sebatas pengakuan saja mungkin cukup menghibur, namun jarang sekali mendapatkannya, bahkan mendapatkan hal sebaliknya dipaido, tidak ditanggapi.
Paling menghibur diri dengan “upahmu besar di surga”

Nggak ada salahnya, sekali waktu kita mencoba merenungkan perihal kepedulian orang-orang di sekitar kita, para pengurus lingkungan yang banyak rekasa-nya dibanding enaknya, para pengurus gereja yang sebisa-bisanya berkarya diantara beban kehidupan kese-harian, gembala yang berusaha ini-itu demi umatnya. Lalu kita refleksi diri apa yang telah kita perbuat, baik terhadap beliau-beliau, atau pun Gereja?
Sudahkah kita berani hidup berkomunikasi dengan dasar seder-hana hidup menggereja yang diingatkan Frater Bee di salah satu minggu lalu: maaf, tolong dan terimakasih; baik dengan sesama umat dan pengurus gereja, juga dalam kehidupan di masyarakat?
Ada titipan dari redaksi tenang hal ini : maaf, karena memang baru ini yang bisa disajikan dengan keterbatasan yang ada, yang mungkin belum bisa menyentuh seluruh umat, karena kemampuan minta tolong kami yang sulit kami dapatkan, terutama tanggapan dan harapan suara dan peran serta umat sebagai kelengkapan tujuan utama kami: wadah komunikasi antar umat yang lebih positif, dan terima kasih bagi siapa saja yang telah maupun belum sempat membantu.

Ngka, komunitas Cicilia

LINGKUNGAN ST. MARIA

Kawula Abdining Allah, Sandika ing Dhawuh Dalem
Lingkungan St. Maria merupakan lingkungan terluas di paroki St. Thomas Rasul Bedono. Umat lingkungan tersebar di tiga desa di wilayah kabupaten Temanggung yaitu Klepu, Pager Gunung, dan Soborejo. Batas-batas lingkungan: sebelah utara desa Wonokersa, timur lingkungan Yulius Pingit, selatan desa Gowak, dan sebelah barat desa Nglorog. Secara geografis, lingkungan tersebut berada di daerah perbukitan dengan jalan berliku, naik-turun, dan belum semua beraspal.
Saat ini, ketua lingkungan St. Maria, oleh umat dipercayakan kepada Bp. E. Yitno Sukamdono yang juga menangani pangruktilaya. Di dalam pelayanannya, beliau dibantu oleh lbu V. Sri Rahayu sebagai sekretaris, Ibu C. Murtijah sebagai bendahara, dan Bp. Y. Slamet yang membantu di bidang PSE.
Nama Maria diambil dari nama babtis cikal bakal umat lingkungan yaitu lbu Maria Sarjono. Lingkungan yang berpesta nama setiap tanggal 15 Agustus ini terdiri dari 22 KK dengan jumlah umat 76 (41 pria dan 35 wanita). Sebagian besar umat bermata pencaharian sebagai petani, dan sebagian kecil sebagai guru, RT, RW, dan perangkat desa. Namun untuk kaum mudanya sendiri banyak yang merantau mencari nafkah di daerah lain.
Walaupun tinggal tersebar di beberapa daerah, setiap bulannya umat aktif mengadakan kegiatan doa bersama dengan tingkat kehadiran mencapai 80%. Hal ini merupakan wujud semangat kebersamaan umat lingkungan. Meskipun kerinduan dan harapan untuk memiliki tempat ibadah sendiri belum dapat diwujudkan, namun tidak menguragi semangat umat di dalam hidup menggereja. Umat tetap berpegang teguh pada teladan Maria yang menanggapi panggilan Tuhan dengan berkata, "Kawula Abdining Allah, Sandika ing Dhawuh Dalem."

Kekuatan Doa Bapa Kami



Salam Damai di dalam Kristus Tuhan
Saya seorang yang lemah di dalam iman juga rapuh dalam segalanya. Namun ingin berbagi pengalaman iman, semoga Roh Kudus membimbing agar benar dalam penyampaian dan bermanfaat bagi pembaca.
Saya adalah salah satu umat yang pernah mengalami depresi iman dan kegersangan iman. Dahulu saya menjadi orang Katholik merasa hampa, tidak mantap, doa-doa tidak merupakan penghayatan dan hanya rutinitas belaka yang sepertinya jauh untuk sampai kepada Allah.
Namun setelah bertahun-tahun, mengalami berbagai macam didikan dari Tuhan, entah terasa pahit atau manis, panas atau sejuk, serta pedih-nyeri atau indah, akhirnya Tuhan sendiri merubah hatiku. Yang ingin saya sampaikan di sini pengalaman penghayatan saya terhadap doa “ Lima Belas Bapa Kami”.
Sekitar 12 tahun lalu ketika pertama kali mendengar kesaksian seseorang yang secara rutin berdoa “ Lima Belas Bapa Kami “ yang diajarkan Tuhan Yesus kepada Santa Brigita ( St. Bridged ) dari Swedia, yang ingin mengetahui jumlah pukulan yang diderita Tuhan selama sengsaranya, (ternyata jumlah pukulan tersebut 5480), saya mulai tertarik.
Orang itu bercerita, anaknya telah diselamatkan dari 2 kali kecelakaan. Pertama tidak jadi tenggelam di Rawa Pening yang kedua diselamatkan dari kecelakaan lalu lintas. Sebagai orang yang imannya masih rapuh, begitu mendengar cerita tersebut, langsung sowan pada orang itu ( seorang ibu ) yang jauh lebih tua dari saya. Saya pinjam teks doa tersebut, saya fotokopi.
Berulang-ulang saya baca, dari kata pengantar sampai janji Tuhan Yesus dan akhirnya sampai pada doa-doanya.
Saya mulai mencoba dengan mantap, karena saya percaya Tuhan tak pernah mengingkari janji-Nya. Dengan rasa senang dan sangat beruntung menemukan teks doa tersebut, saya rutin mendoakan. Suatu saat saya bercerita pada kawan seiman yang justru lebih mampu dalam segalanya dari saya. Dia menanggapi demikian :
“ Jangan mengharapkan janji Tuhan “
Kalimat tersebut terngiang di telinga saya. Tetapi aku tetap meneruskan doa saya dengan pasrah, apapun yang akan terjadi. Saya berfikir, walau Tuhan tidak memberi 100 % seperti yang dijanjikan karena kelemahan, kerapuhan, kehinaan saya, saya yakin Tuhan tetap akan memberi Rahmat-Nya.
Saya pun tidak selalu tepat seperti waktu yang harus saya lakukan, karena kelemahan saya, yang kadang terpaksa tertunda, tetapi ternyata Allah sungguh amat baik dan sabar. Dia tetap mendengar doa saya, orang hina dan lemah.
Bahkan Allah setia mengingatkan jika tiba waktu aku harus berdoa, dan jika belum berdoa merasa berhutang yang amat-amat besar.
Akhirnya perkenankan saya sampaikan 2 kesaksian :
1. Kejadian kira-kira 3 tahun yang lalu. Saya bersama suami nyaris habis terlindas bus yang melaju kencang ketika tiba-tiba suami saya menyeberangkan sepeda motor yang kami tumpangi, padahal kira-kira 3 meter jarak bus dengan kami dan tiba-tiba suami menyeberang padahal setelah sadar, di depan kami tempat yang curam, kok bisa-bisanya kami tidak terperosok ke tempat tersebut. Jika bukan tangan Tuhan sendiri yang menolong, kami sudah mati dan hancur di jalan raya. Mau percaya mangga tidak percaya mangga.
Dari peristiwa tersebut menjadikan saya semakin kagum akan Kuasa Tuhan dan ingin selalu berdoa doa tersebut.
2. Juga tidak kalah hebatnya. Kami berdua jika tidak ditangkis tangan Tuhan, pada tanggal 15 Maret 2009 hari Minggu, saya dan suami saya juga sudah hancur mati di jalan pertigaan Genting dekat SDN Genting 02 jurusan Sumowono.
Pagi itu kami mengikuti Misa di Gereja Jago Ambarawa, karena jam 08.00 kami harus berkumpul di rumah adik yang mau resepsi mantu. Memang dari Gereja Ambarawa pulangnya tergesa-gesa karena waktu mepet, sehingga suami saya ngebut dan kurang konsentrasi.
Sesampai pertigaan Genting dari arah Utara ada 2 mobil open cup dan truk yang melaju kencang saling mendahului, saya benar-benar melek dan melihat dengan mata kepala saya, sepeda motor yang kami tumpangi telah menyeberang dan tepat di tengah depan truk, tetapi aku tidak mengerti kapan dan bagaimana sepeda motor bisa diam, mandheg greg sekitar 1 meter sebelum jalan raya. Dan melihat dari belakang ada sepeda motor lagi yang juga ngebut.
Padahal kala itu kami benar-benar telah menyeberang, saya berhenti sejenak, bersyukur yang tak terkira sambil hati berdebar, badan gemetar karena kengerian yang mestinya menimpa kami seandainya Tuhan tidak menangkis kami. Dan masih banyak rahmat yang bisa saya rasakan dari jawaban doa yang saya lakukan itu.
Pembaca yang budiman demikian ungkapan syukur yang bisa saya sheringkan. Saya ingin berbagi pengalaman iman. Bagaimana tanggapan anda? ( mangga sakersa panjenengan ).
Bagi pembaca yang mungkin tergerak hatinya ingin mencoba berdoa “Lima Belas Bapa Kami “, bisa menghubungi saya.
Tuhan berkati.
Penulis NN - 081 80593 3922

Fiat Lux



Terjadilah padaku menurut kehendak-Mu
It will be – will be
Karsa Dalem Kalampahana


Peristiwa demi peristiwa berlalu seiring berjalannya waktu tanpa kompromi lebih dahulu. Itulah kehidupan yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Orang bijak mengatakan, “Orang yang banyak masalah justru hidup menjadi lebih hidup. Lebih bnyak tantangan yang mesti dihadapi, lebih banyak pula semangat, lebih berani untuk menghadapinya.”
Dalam pengalaman iman pun, sejarah perjalanan para nabi mengalami banyak tantangan dalam mewartakan karya keselamatan Allah sampai masuk dalam Perjanjian Baru. Dalam, menghadapi tantangan ini, para hamba Allah senantiasa menyertakan karya Allah dalam menyelesaikan masalah-masalah yang ada. Nabi Musa (yang menghadapi tingkah laku orang-orang Israel) selalu datang kepada Tuhan, karena hanya kuasa-Nya lah yang dapat memberikan solusi untuk orang-orang Israel. Di zaman Perjanjian Baru pun dimulai dengan pernyataan kuasa Allah.
Coba kita lihat keluarga St. Elisabeth dan Zakaria. Mereka menghadapi permasalahan keturunan, tetapi karena kuasa Allah, Elisabet yang mandul menjadi subur dan membuahkan keturunan. Demikian juga St. Perawan Maria saat menerima kabar suka cita dari malaikat Gabriel, “Aku ini hamba Tuhan. Terjadilah padaku menurut kehendak-Mu (Fiat Lux).”
Banyak perkara yang sulit diselesaikan menurut perkiraan manusia tetapi tidak bagi Allah. Malaikat Gabriel menekankan, “Bagi Allah, tidak ada hal yang mustahil.” St. Paulus mengatakan di dalam suratnya, “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang menjadi sumber kekuatan.” Beban hidup membuat banyak orang beranggapan sebagai sesuatu yang menyedihkan.
Dalam pengalaman perlu mengubah cara pandang tentang beban hidup. Anggaplah suatu kebahagiaan jika harus mengalami banyak pencobaan. Teladan Bunda Maria tentang kesetiaan akan kesanggupan sebagai hamba Allah sungguh memberikan motivasi yang kuat bagi kita pada saat menghadapi tantangan atau kesulitan hidup.
Pada masa sekarang, banyak orang mengandalkan kekuatan manusiawinya sehingga tidak sedikit yang kecewa karena harapannya hanya tertuju pada diri sendiri. Tetapi jika pengharapan itu disandarkan pada kerahiman dan kuasa Allah, maka, yang terjadi adalah harapan itu tidak mengecewakan karena kasih karunia Allah telah dicurahkan dalam hati kita oleh Roh Kudus. Saudara-saudara se-Bapa, saat kita menghadapi permasalahan hidup, bersegeralah ingat “Fiat Lux” agar kuasa Allah mengalir dalam diri kita dan boleh berpengharapan penuh syukur di dalam karya Allah dan dapat keluar dari kesulitan itu.

“Aku ini sekali-sekali tidak akan membiarkan engkau
dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau”,
sabda Allah.(Ibr 13:5)

Christ Kentuk R

DOSA



Dosa ialah suatu perbuatan yang menyebabkan terputusnya hu-bungan antara manusia dengan Allah, karena manusia mencintai dirinya atau hal-hal lain sedemikian rupa sehingga menjauhkan diri dari cinta kasih Allah.
Seseorang dikatakan berdosa apabila perbuatannya melawan cinta kasih Allah itu dilakukan dengan BEBAS (tidak dalam keadaan dipaksa), SADAR (tidak dalam keadaan terbius), TAHU (mengerti bahwa perbuatan itu jahat)
Dosa menciptakan kecondongan/kecenderungan kepada dosa lainnya; pengulangan perbuatan-perbuatan jahat yang sama mengakibatkan kebiasaan buruk. Hal ini mengakibatkan terbentuknya kecenderungan yang salah, menggelapkan hati nurani dan menghambat keputusan konkret mengenai yang baik dan yang buruk. Dosa cenderung terulang lagi dan diperkuat, namun ia tidak dapat menghancurkan seluruh perasaan moral. (KGK 1865)
Kebiasaan buruk dapat digolongkan menurut kebajikan yang merupakan lawannya, atau juga dapat dihubungkan dengan dosa-dosa pokok yang dibedakan dalam pengalaman Kristen menurut ajaran santo Yohanes Kasianus dan santo Gregorius Agung Bdk. mor 31,45. Mereka dinamakan dosa-dosa pokok, karena mengakibatkan dosa-dosa lain dan kebiasaan-kebiasaan buruk yang lain. Dosa-dosa pokok adalah kesombongan, ketamakan, kedengkian, kemurkaan, percabulan, kerakusan kelambanan, atau kejemuan [acedia].(KGK 1866)
Tradisi kateketik juga mengingatkan, bahwa ada dosa-dosa yang berteriak ke surga. Yang berteriak ke surga adalah darah Abel Bdk. Kej 4:10., dosa orang Sodom Bdk.Kej 18:20; 19:13., keluhan nyaring dari umat yang tertindas di Mesir Bdk. Kel 3:7-10., keluhan orang-orang asing, janda dan yatim piatu, Bdk. Kel 22:20-22. dan upah kaum buruh yang ditahan Bdk, Ul 24:14-15; Yak.5:4..(KGK 1867)
Dosa adalah satu tindakan pribadi. Tetapi kita juga mempunyai tanggung jawab untuk dosa orang lain kalau kita turut di dalamnya,(KGK 1868)
• kalau kita mengambil bagian dalam dosa itu secara langsung dan dengan suka rela,
• kalau kita memerintah-kannya, menasihatkan, memuji, dan membenar-kannya,
• kalau kita menutup-nutupinya atau tidak menghalang-halanginya, walaupun kita berkewajiban untuk itu,
• kalau kita melindungi penjahat.
Dengan demikian dosa membuat manusia menjadi teman dalam kejahatan dan membiarkan keserakahan, kekerasan, dan ketidakadilan merajaleIa di antara mereka. Di tengah masyarakat, dosa-dosa itu mengakibatkan situasi dan institusi yang bertentangan dengan kebaikan Allah. "Struktur dosa" adalah ungkapan dan hasil dosa pribadi, Mereka menggoda kurban-kurbannya, supaya ikut melakukan yang jahat. Dalam arti analog mereka merupakan "dosa sosial" Bdk. RP 16.. (KGK 1869)
"Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya atas mereka semua" (Rm 11:32).(KGK 1870)
Dosa adalah satu "perkataan, perbuatan, atau satu keinginan yang bertentangan dengan hukum abadi" (Agustinus, Faust. 22,27) Dikutip oleh TomasAqu., s.th. 1-2,71,6, obj. 1: sc.. Satu penghinaan terhadap Allah. Ia membangkang terhadap Allah dalam ketidaktaatan, yang berlawanan dengan ketaatan Kristus.(KGK 1871)
Dosa adalah satu tindakan melawan akal budi. Ia melukai kodrat manusia dan mengganggu solidaritas manusia.(KGK 1872)
Akar dari semua dosa terletak di dalam hati manusia. Macamnya dan beratnya ditentukan terutama menurut obyeknya.(KGK 1873)
Siapa yang dengan sengaja, artinya dengan tahu dan mau, menjatuhkan keputusan kepada sesuatu yang bertentangan dengan hukum ilahi dan dengan tujuan akhir manusia dalam hal yang berat, ia melakukan dosa berat. Dosa itu merusakkan kebajikan ilahi di dalam kita, kasih, dan tanpa kasih tidak ada kebahagiaan abadi. Kalau ia tidak disesali, ia akan mengakibatkan kematian abadi.(KGK 1874)
Hakikat DOSA
Dosa adalah satu pelanggaran terhadap akal budi, kebenaran, dan hati nurani yang baik; ia adalah satu kesalahan terhadap kasih yang benar terhadap Allah dan sesama atas dasar satu ketergantungan yang tidak normal kepada barang-barang tertentu. Ia melukai kodrat manusia dan solidaritas manusiawi. Ia didefinisikan sebagai "kata, perbuatan, atau keinginan yang bertentangan dengan hukum Kekal " (St. Augustine, Contra Faustum 22: PL 42, 418; St. Thomas Aquinas, STh I-II, 71, 6) (KGK 1849)
Dosa adalah satu penghinaan terhadap Allah: "Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat" (Mzm 51:6). Dosa memberontak terhadap kasih Allah kepada kita dan membalikkan hati kita dari Dia. Seperti dosa perdana, ia adalah satu ketidaktaatan, satu pemberontakan terhadap Allah, oleh kehendak menjadi "seperti Allah" dan olehnya mengetahui dan menentukan apa yang baik dan apa yang jahat (Kej 3:5). Dengan demikian dosa adalah "cinta diri yang meningkat sampai menjadi penghinaan Allah" (St. Augustine, De civ. Dei 14, 28: PL 41, 436.) (KGK 1850)
Justru di dalam kesengsaraan, di mana kerahiman Kristus mengalahkan menjadi paling jelas, betapa kejam dan beraneka ragam dosa ini: ketidak percayaan, kebencian yang membunuh, penolakan dan ejekan oleh para pemimpin dan umat, kekecutan hati Pilatus dan kebengisan para serdadu, pengkhianatan Yudas yang begitu menyedihkan terhadap Yesus, penyangkalan oleh Petrus dan pelarian para murid. Tetapi justru dalam saat kegelapan dan saat penguasa dunia Bdk. Yoh 14:30., kurban Kristus secara tersembunyi menjadi sumber yang mengalirkan pengampunan dosa tanpa henti-hentinya. (KGK 1851).


Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu. (Luk 1:38)

Anak Kecil Pengendara Sepeda



Ibu sedang memberitahu anak-anak apa yang harus mereka beli pagi itu. Beliau berbaring di ranjang karena sakit. Ibu tak bisa pergi berbelanja dan bekerja hari itu.
Jane sudah membereskan rumah mereka sebaik-baiknya. Will sudah menyiapkan kayu bakar dan batu bara untuk perapian. Sekarang keduanya hendak pergi berbelanja.
Jane memperhatikan daftar belanja. "Sebetulnya, aku ingin membelikan telur dan buah-buahan untuk ibu", ujarnya. Kata dokter, Ibu harus makan telur dan buah-buahan. Tapi, mengapa Ibu tidak memasukkan daftar belanja, Bu ?"
"Uangnya tidak cukup, sayang," sahut Ibu. "Jadi, terpaksa tak kita beli telur dan buah-buahan seperti yang dianjurkan dokter. Ibu bersyukur punya dua anak manis seperti kalian. Buat Ibu, lebih penting punya kalian daripada makan telur dan buah-buahan."
"Terus terang, aku ingin Ibu bisa punya semuanya," kata Will. Dia mengambil keranjang belanjaan, lalu kedua anak itu pun berangkat ke kota. Hari itu hari Sabtu. Masih pagi. Tapi, jalan sangat ramai. Mobil lalu-lalang. Anak-anak naik sepeda ke sana dan ke mari.
Mendadak kedengaran ada yang berteriak. "Awas! Celaka kau nanti !"
Jane dan Will menoleh. Dari bukit datang sepeda dikendari oleh seorang anak lelaki dengan kecepatan yang sangat tinggi. Rupanya dia lupa mengerem. Dia membelokkan sepedanya di tikungan dekat tempat Jane berdiri tanpa memberi tanda pada mobil yang lewat. Mobil yang persis hendak lewat me-rem mendadak hingga hampir naik ke trotoar.
Anak yang naik sepeda tadi jatuh. Dia terduduk di tanah sambil menangis meraung-raung. Tangannya lecet. Kakinya luka.
Will mendirikan sepeda anak itu. Roda depannya bengkok. Jane menolong anak itu berdiri, lalu membersihkan debu dari pakaiannya. Orang berdatangan merubung anak itu. Tetapi, karena melihat sudah ada dua orang anak yang menolong dan anak itu tidak terluka parah, mereka lalu pergi lagi. Tidak begitu halnya dengan sopir mobil yang terpaksa me-rem mendadak tadi. Lelaki yang mengemudikan mobil itu berteriak marah, "Jangan naik sepeda di jalanan kalau belum tahu tata tertib lalu lintas."
Anak itu masih menangis, "Hus, diam," kata Will. "Jangan menangis terus. Kau beruntung lukamu tidak parah. Nanti kami antar kau pulang. Di mana rumahmu ?"
"Di rumah besar di sana," tunjuk anak itu ke arah bukit. "Kami baru pindah ke situ kira-kira dua minggu yang lalu. Oh, lututku sakit!"
"Lututmu itu, cuma perlu dibersihkan," ucap Jane. "Yuk, kami antar kau pulang. Biar Will yang membawa sepedamu. Ibumu bisa membersihkan dan kemudian membalut luka di lututmu."
"Kau saja yang membersihkan lukanya," anak itu berkata. "Namaku Mike. Kau siapa?"
Sambil mengusap air matanya, anak itu berjalan bersama Jane dan Will. Dia menceritakan tentang rumah barunya yang punya kebun indah.
"Ada buah pir di sana," ujarnya. "Buah premnya sudah masak di pohon. Selain itu apelnya banyak sekali."
"Asyik betul," sahut Jane. "Kami cuma punya sebatang pohon buah di halaman rumah kami. Pohon apel. Itu tidak pernah berbuah."
Mereka membelok dan masuk ke halaman besar rumah Mike. Besar betul rumah itu. Jane sampai ngeri. "Rasanya, sampai sini saja kami mengantarmu."
"Jangan. Masuklah dahulu ke kamar bermainku," kata Mike. "Katanya kau mau membersihkan lukaku. Aku tak mau Ibu yang membersihkannya."
"Mengapa ?" tanya Jane. "Aku paling ingin dirawat Ibu kalau sakit atau luka".
Mereka sampai ke ruang bermain yang luas dan mempunyai pintu lebar ke arah kebun. Mereka masuk ke dalamnya. Ada wastafel dengan keran air dingin dan panas di ujung ruang bermain itu. Cepat Jane ke sana. Dicarinya handuk kecil yang bersih, lalu dibersihkannya luka Mike dengan hati-hati.
Mike mulai bicara. "Kaulihat aku turun naik sepeda dari bukit tadi ? Kencang ya ? Sebetulnya aku tidak diperbolehkan keluar dari halaman untuk bersepeda. Aku disuruh menunggu sampai sudah terbiasa naik sepeda. Sepedaku baru tiga hari umurnya. Ibu melarangku naik sepeda ke jalan".
Jane berhenti membersihkan lutut anak itu. Dia mendelik. "Ibumu betul. Kau bisa celaka tadi, Mike. Kau menuruni jalan itu tanpa memasang rem sama sekali. Bagaiman kalau sampai tergilas mobil ? Pasti Ibumu marah kalau mendengar."
"Tidak. Ibu takkan mendengar," kata Mike. "Aku takkan mengatakan kepadanya. Ibu pasti mengira aku jatuh di kebun. Aku sering tidak memberitahu ibuku tentang apa yang aku alami. "
"Kalau begitu, sudah sepantasnya kau celaka," kata Will marah. "Coba lihat ! Kau punya rumah besar dan bagus seperti ini, punya halaman luas dan indah, punya sepeda baru, punya ibu yang baik – tapi, apa yang kau lakukan ? Kau pergi melanggar perintah ibumu. Dan sekarang kau akan membohongi ibumu pula. Kita pulang, yuk, Jane. Biarkan saja lukanya. Tak ada gunanya kita mengantar dia pulang dan repot-repot mengurusi dia !"
Terdengar ada yang bergerak di sebelah ruangan. Seorang lelaki muncul. Ayah Mike. Rupanya dari tadi beliau ada di situ !
"Aku memperhatikan kalian berdua dari tadi," kata lelaki itu. "Betul ! Mike memang mesti diperlakukan begitu. Dia perlu kawan yang berani memberitahu dan memarahinya kalau dia bersalah! Anak itu manja, tidak menurut. Dia tak pernah bersyukur atas segala yang dimilikinya."
"Betul. Dia harus bersyukur," ujar Jane. Wajahnya merah padam. "Rumah kami cuma pondok kecil. Ibu kami sedang sakit. Membeli telur dan buah-buahan pun kami tidak mampu. Padahal, kata dokter Ibu harus banyak makan telur dan buah-buahan. Tak terpikir oleh kami berbuat tolol yang bisa mencelakakan seperti Mike tadi. Apalagi berbohong."
"Kau dengar, Mike ?" tanya ayahnya. "Sekarang kau tahu bagaimana pendapat anak-anak baik kalau kau menyombongkan diri tentang kenakalan dan kebiasaanmu membohong. Harusnya kau malu. Anak-anak seperti mereka inilah yang pantas jadi kawan-kawanmu. Tapi, sekarang, mereka takkan mau lagi bermain denganmu ."
Mike seperti mau menangis. Dia memegang tangan Jane.
"Aku cuma membual," katanya. "Kalau Ibuku sakit, aku pun akan merawatnya. Kasihan ibumu. Yah, bolehkan aku mengambil beberapa butir telur dari kandang ayam dan memetik buah pir dan prem untuk ibu Jane ? Jane, Will datanglah kalian ke sini lagi. Aku tidak punya kawan di sini."
Jane gembira sekali mendengar usul Mike tentang telur dan buah-buahan, makanan yang diperlukan ibunya supaya cepat sembuh. Dia tersenyum pada Mike. "Rupanya kau tidak sejelek dugaanku," katanya. "Kalau diperbolehkan oleh ayahmu, tentu saja kami mau datang dan bermain kemari."
"Ya, sekaligus mengajarinya berpikir dengan betul dan bersikap baik pada orang lain," ujar ayah Mike. "Tentu saja kalian boleh datang kemari. "Ayo, sekarang kita ambil telur. Kalau ibu kalian sedang tidak memerlukan bantuan kalian, datanglah bermain kemari dan minum teh di sini."
Begitulah awal mula persahabatan Jane, Will dan Mike. Mike belajar banyak dari sahabat-sahabat barunya. Sebagai gantinya, dia memberi telur dan buah-buahan yang diperlukan ibu Jane dan Will agar beliau cepat sembuh.
Will mengajarinya tata tertib berlalu lintas. Sekarang Mike sudah diijinkan naik sepeda ke jalan. Sering dia meminjami Will dan Jane sepedanya. Betapa gaya rasanya Jane dan Will naik sepeda berbelanja !
Jane dan Will tidak tahu. Ayah dan Ibu Mike berniat menghadiahi mereka sepeda baru buat masing-masing kalau mereka ulang tahun nanti. Wah, pasti mereka terkejut dan girang bukan buatan !
(Clever One the Imp & Other stories – Enid Blyton – 1964 – Gramedia)


Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.

Santo Ignasius dari Antiokia,Uskup dan Martir




Ignasius adalah murid santo Yohanes, Rasul dan penulis Injil. Bagi Yohanes, Ignasius adalah murid yang mengesankan: ia pandai, saleh dan bijaksana. Oleh karena itu ia kemudian diangkat menjadi uskup Antiokia.
Pada masa itu umat Kristen dikejar-kejar dan dianiaya oleh kaki tangan Kaisar Trajanus. Ignasius sendiri tidak luput dari pengejaran dan penganiayaan itu. Biasanya kepada mereka ditawarkan hanya dua kemungkinan: murtad atau mati. Kalau mereka murtad dan menyangkal imannya, mereka akan selamat; kalau tidak, nyawanya akan melayang oleh pedang atau dibunuh dengan cara-cara lain.
Bersama Ignasius, banyak orang Kristen yang ditangkap, dihadapkan kepada kaisar yang datang ke kota itu. Kaisar menanyai Ignasius: "Siapakah engkau, hai orang jahat yang tidak menaati titahku?" Dengan tenang Ignasius menjawab: "Janganlah menyebut jahat orang yang membawa Tuhan dalam dirinya. Akulah Ignasius, pemimpin orang yang sekarang berdiri di hadapanmu. Kami semua pengikut Kristus, yang telah disalibkan bagi keselamatan umat manusia. Kristus itulah Tuhan kami dan Ia tetap tinggal dalam hati kami dan menyertai kami."
Jawaban tegas lgnasius itu menimbulkan amarah kaisar. Ia segera dibelenggu dan disiksa. Tetapi sebagaimana Kristus, Ignasius pun menanggung semua penderitaan itu dengan tabah sambil bersyukur kepada Tuhan karena boleh mengambil bagian dalam penderitaan Kristus. Dari Antiokia, Ignasius dibawa ke Roma untuk dicampakkan ke dalam kandang singa-singa lapar. Di atas kapal yang ditumpanginya, ia tetap berdoa untuk umatnya, dan menulis beberapa pucuk surat kepada santo Polykarpus dan seluruh umat. Dalam surat-surat itu, ia menekankan betapa pentingnya umat tetap setia kepada imannya dan tetap berkumpul untuk merayakan Ekaristi Kudus. Katanya dalam surat itu: “Satu saja Tubuh Tuhan kita Yesus Kristus, dan satu juga Piala Darah-Nya. Keduanya dikurbankan di atas satu altar oleh satu Uskupmu bersama imam-irnam dan diakon-diakon." Ignasius juga meminta agar seluruh umat mendoakan dia supaya layak menjadi martir Kristus yang suci: "Doakanlah aku, agar aku mendapat kekuatan lahir dan batin, menjadi seorang yang tabah dalam iman, dan supaya aku menjadi benar-benar orang Kristen, bukan saja dengan nama tetapi lebih-lebih dengan perbuatan nyata. Aku menuliskan surat ini kepadamu selama aku masih hidup. Kekasihku sudah disalibkan, maka aku pun tidak merindukan sesuatu yang duniawi melainkan merindukan persatuan segera dengan Dia."
Setiba di Roma, sambil diapit ketat oleh prajurit-prajurit kafir yang kejam, ia digiring masuk gelanggang binatang buas. Di sana tubuhnya yang suci diterkam dan dicabik-cabik singa-singa lapar. Darahnya yang suci membasahi tanah gelanggang itu yang telah menampung ribuan liter darah para martir yang mati demi kesetiaannya kepada Kristus. Ignasius menerima mahkota kemuliaannya pada tahun 107.

Teplok



PELAYANAN EKARISTI BULAN NOVEMBER 2009

Sabtu / Minggu, 31 Oktober / 1 Nopember 2009 ;

Hari Raya Semua Orang Kudus

Bacaan : Why 7:2-4,9-14 ; 1Yoh 3:1-3 ; Mat 5:1-12a

Lagu PS: 641, 592, 352, 841, 956, 642, 392, 405, 413, 643, 700

Petugas

Nawangsari

Bedono

Sadang

Koor

Margareta

SMA Sedes Sapientiae

Agustinus Sodong I

Organis

Suradi

--

Lektor

Rusnarhadi

MM Rumtinah

Y.Salamun

Ag.Budi Parli

Hias Altar

Margareta

Sang Timur

--

Kolektan

Petrus

St. Yusup

Agnes Rejosari


 

Senin, 2 Nopember 2009 ; Peringatan Arwah Umat Beriman

Bacaan : 2Kor 4:14-15:1 ; Luk 23:22.39-43

Lagu PS: 543, 801, 965, 711,717, 720

Misa Pagi di Gereja Bedono, Koor Umat Pengaba Christ - Harris


 

Jumat, 6 Nopember 2009 2009 ; Jumat I

Bacaan : Rm 15:14-21 ; Luk 16:1-8

Lagu PS: -

Petugas

Nawangsari

Bedono

Sadang

Koor

--

Gratia

Emmanuel Gintungan

Organis

--

Kasman

--

Lektor

--

Erma

Y.Sukirno

Prodiakon

--

--

FA. Suadi


 

Sabtu / Minggu, 7/8 Nopember 2009 ; Minggu Biasa XXXII

Bacaan : 1Raj 17:10-16 ; Ibr 9:24-28 ; Mrk 12:38-44

Lagu PS: 322, 349, 350, 847, 957, 381, 391, 404, 412, 567, 621

Petugas

Nawangsari

Bedono

Sadang

Koor

Ignatius

Alfonsus

Yoakhim Sadang

Organis

Suradi

Doni

--

Lektor

Eviningsih

Christ Kentuk

Y.Putri

Ig.Basirun

Hias Altar

Ignatius

Sang Timur

--

Kolektan

Margareta

Gratia

Sodong I


 


 


 


 


 


 


 


 

MARI MEWARNAI


Kirimkan hasil karyamu ke sekretariat

ARTI SIMBOL DALAM LITURGI / SIKAP DALAM LITURGI

1. MEMERCIKI
Sebagai tanda penyucian dan peringatan akan pembabtisan kita. Memerciki dilakukan pada permulaan Ekaristi sebagai variasi ritus tobat yaitu : Asperges Me. Dan juga dilakukan setelah pembaharuan janji baptis pada Malam Paska, saat menerima daun Palma pada perarakan Minggu Palma. Memerciki juga dilakukan untuk kepentingan pernikahan, pemakaman, pemberkatan tempat/gedung, pemberkatan benda-benda devosi lainnya.
2. MENGURAPI
Mengurapi dengan minyak sebagai ungkapan peneguhan, pemberian kekuatan dan pelantikan. Yesus diurapi dengan minyak wangi di atas kepala-Nya sebagai tanda persiapan kematian-Nya (bdk Mat. 26:6-12)
Mengurapi dengan minyak dilakukan ketika orang menerima sakramen baptis, krisma, imamat dan pengurapan orang sakit. Ada juga pengurapan (pengolesan) dengan abu, biasanya di atas kepala atau dahi sebagai bentuk ungkapan tanda pertobatan.
Pengurapan dilakukan oleh imam kepada calon baptis dengan minyak katekumen pada dadanya, pengurapan di dada dilakukan dengan maksud sebagai orang Kristen kita juga perlu berjuang melawan hawa nafsu.
Pengurapan juga dilakukan oleh imam pada calon krisma (sesudah dibaptis) dengan minyak krisma di atas kepala, pengurapan ini bermaksud bahwa kita yang sudah dibaptis kini mengambil bagian dalam imamat rajawi Kristus.
Dan juga dilakukan oleh Uskup pada saat penerimaan Sakramen Krisma. Pengurapan ini dilakukan di dahi, dengan pengurapan ini kita dipanggil untuk menjadi saksi Kristus di muka umum dalam masyarakat. Curahan Roh Kudus yang diterima karena pembabtisan kini harus diungkapkan dengan terang-terangan.
Pengurapan dilakukan juga pada saat Rabu Abu baik oleh Imam atau prodiakon, sebagai tanda pertobatan.
Pengurapan oleh uskup kepada calon imam di atas kedua telapak tangan sebagai tanda kesiapsediaan menjadi pelayan Tuhan dalam tugas perutusan.
3. BERGANDENGAN TANGAN
Merupakan tanda kesatuan dan kebersamaan. Bergandengan tangan dilakukan oleh imam dan umat saat menyanyikan atau mendoakan Bapa Kami (kalau tempatnya memungkinkan)