Jumat, 29 Mei 2009

PROFIL KETUA WILAYAH ST. MARIA

Gereja Katholik Paroki St. Thomas Rasul Bedono, secara geografis terdiri dari beberapa wilayah. Salah satunya adalah wilayah St. Maria Ratu Rosario, yang mempunyai kapel di dusun Sadang. Wilayah St. Maria Ratu Rosario sendiri terdiri dari gabungan Lingkungan Rejosari, Sadang, Gintungan, Kalipucung, Sodong 1, Sodong 2, GTG, dan Dlimas. Tiap lingkungan dikoordinir oleh ketua lingkungan, dalam koordinasi ketua wilayah.

Sosok ketua wilayah St. Maria Ratu Rosario (wilayah Sadang) lahir pada 25 Maret 1954. Beliau diberi nama Wahyono, dengan nama permandian Yohanes; jadi lengkapnya Yohanes Wahyono. Sebelum mempunyai 3 orang anak yang kesemuanya adalah cowok. Pak Yono (nama panggilan) menikah dengan Yuliana Tri Silowati.

Bapak yang berprofesi sebagai Kepala Sekolah ini, saat ditemui di kediamannya (RT 05 RW 02 Desa Rejosari) mengatakan kesan selama menjadi ketua wilayah adalah “ MUMET “. Ketika Senthir bertanya kenapa mumet dan penyebabnya apa, beliau menjawab yo pokoke “ MUMET “.

Kesan Ketua Wilayah terhadap paroki mandiri St. Thomas Rasul, khususnya dilihat di wilayah Sadang yang disampaikan ke Senthir adalah : rukun, demokratis, diberdayakan sesuai dengan bidangnya, semangat umat meningkat. Bukti dari semangat umat yang meningkat dan dorongan Romo yang antusias dapat dilihat secara nyata dari prosentase kehadiran umat dalam peryaan ekaristi yang meningkat dan juga telah dibelinya sebidang tanah yang nantinya akan didirikan bangunan fisik gereja di wilayah Sadang.

Bapak yang memiliki diameter perut di atas rata-rata dan bisa dibilang lambang kemakmuran ini juga memiliki penilaian terhadap Romo paroki kita. Romo Koko memiliki koneksi luas, semangat, blak-blakan, antusias, seneng guyon. Cuma satu kekurangan Romo Koko di mata orang awam, tapi menurut kita adalah keharusan, bahwasanya “ Arepo nggantenge koyo ngopo romone dewe tetep ra payu rabi “. Itu celoteh Pak Yono terhadap Senthir sambil terkekeh.

Beliau berharap terhadap OMK sebagai generasi penerus gereja sudah semestinya tidak bergantung pada kaum senior, seandainya mengadakan kegiatan mestinya disesuaikan dengan porsinya dan dengan tetap memperhatikan kehidupan pribadinya (contoh : sekolah, kerja). Namun beliau juga memberi dukungan kepada OMK untuk berlatih berorganisasi yang baik demi masa depan pribadi, gereja dan masyarakat.

Pak Yono melihat bahwa kehidupan sosial masyarakat di paroki kita ini, masih ada yang perlu ditingkatkan. Salah satunya adalah perlu menjalin hubungan sosial kemasyarakatan antar se-paroki, terlebih di saat ada umat yang meninggal dunia.

Sebagai media komunikasi bagi umat se-paroki, Senthir diharap menampilkan pembahasan Kitab Suci, rubrik anak, rubrik kaum muda (bukan biro jodoh hehehe…), rubrik khusus liturgi dan teologi (contoh : simbol, alat, dan gerak liturgi beserta maknanya, arti praktis dan teologi sakramen gerejani).

<>
<> Tinus

Tidak ada komentar: