Rabu, 23 September 2009

Kitab Suci, sumber hidup beriman

Para penikmat Senthir yang terkasih,

Sumber dari hidup beriman orang Katolik itu ada tiga (3, yaitu: Kitab Suci, Tradisi Gereja dan Magisterium Gereja (=yang berkaitan dengan kuasa mengajar Gereja, yang dirumuskan dalam berbagai ensiklik maupun dokumen-dokumen Gereja yang berasal dari bapa-bapa konsili dan kuasa hirarki).
Bulan September kita jalani dan hayati sebagai Bulan Kitab Suci Nasional. Alasan dasarnya antara lain karena Kitab Suci merupakan salah satu sumber hidup beriman itu; selain itu memuat harapan (tuntutan) bagi kita masing-masing sebagai orang beriman Katolik untuk mengisi bulan Kitab Suci ini dengan berbagai kegiatan yang menunjang semangat dan cinta umat kepada Kitab Suci, sehingga Kitab Suci itu kian terasa hidup dan berbicara bagi hidup umat. Lebih dari itu harapan puncaknya adalah iman umat makin lebih militan karena dihidupi oleh Sabda.
Kebetulan atau disengaja, tema BKSN kali ini mengambil tema: Menjadi Saksi Iman Siapa Takut? Tema yang ditimba dari semangat militansi yang ada di dalam Kitab Makabe. Saya pribadi amat kagum dengan keluarga Makabe, lebih-lebih dalam “keberaniannya mati” demi keyakinan, hidup beriman mereka, mempertahankan adat-istiadat yang waktu itu dimengerti sebagai bagian dari penghayatan hidup beragama dan beriman.
Karena itu harapan saya, semoga dengan tema itu umat (kita semua) makin tertarik untuk membaca dan mencintai Kitab Suci, berani belajar dan menggali butir-butir kepahlawanan dalam hidup beriman. Saya sendiri dalam berbagai kesempatan sudah sering mengajak umat untuk mulai saja membaca dan membaca Kitab Suci tanpa memikirkan tafsir maupun eksegese-nya (pemahaman dalam penerapan). Dengan membaca saja, kalau itu dibuat dengan tekun – Kitab Suci pasti berbicara dan kita bisa secara spontan, tanpa disadari mengerti makna eksege Sabda itu.
Teman saya yang sekarang menjadi pengajar Kitab Suci di Seminari Tinggi pernah bilang, bahwa membaca dan mamaknai Kitab Suci itu seperti orang jatuh cinta. Maksudnya suatu proses yang tidak bisa seketika; mulai dengan melihat, menatap, menanyakan, mengenal, memikirkan, dan seterusnya sehingga sungguh merasa menjadi bagian dari hidup yang tak terpisahkan.
Bisa dicoba dihayati konsep seperti itu. Mulailah proses itu setelah membaca sapaan gembala yang cocok pakai caping ini. Selamat mencoba, Tuhan memberkati.

St. Koko Pudjiwahyulistyono, Pr.

Tidak ada komentar: