Selasa, 10 November 2009

HIDUP DAN MATI MILIK TUHAN

Bagaimanakah kehidupan setelah mati?
Pertanyaan ini banyak diungkapkan oleh orang-orang baik yang muda maupun yang tua.
Saudara-saudari se-Bapa, jika kita mendengar kata “MATI” maka perasaan kita kadang menjadi takut, khawatir, penuh pertanyaan yang sulit dijawab dalam hati kita.
Dalam keseharian kita dapat menemukan orang-orang yang takut untuk memeriksakan kondisi kesehatannya, “Aku takut diperiksa dokter, nanti malah tahu penyakitnya.” Saudara-saudari se-Bapa, hal itu menjadi lucu, sementara dirinya ingin tetap stabil sehat tetapi di sisi lain takut melihat kondisi kesehatannya. Sebenarnya mereka bukan takut akan penyakit tetapi takut kematian yang disebabkan oleh penyakit tersebut.
Gejala lain yang muncul seperti takut tua dan akhirnya mati, sekarang ini banyak sekali iklan tentang alat-alat kecantikan. Orang takut dikatakan tua, maka berbagai usaha dilakukan untuk tetap muda, muncul institute kecantikan dalam tiga minggu kulit menjadi putih tampak muda lagi bahkan ada yang berani mengatakan bahwa jika orang menggunakan atau makan bahan tertentu akan dapat menunda penuaan atau anti aging (age = umur = penuaan). Apapun usahanya yang jelas umurnya pasti tambah, umur tua dan mati tidak bisa dihindari, pertanyaannya adalah, kalau hal itu sudah pasti terjadi mengapa harus ditakuti, dikhawatirkan? Yang penting sekarang, bagaimana cara kita menyikapinya. Jika kita percaya bahwa setelah mati ada kehidupan maka permenungan kita adalah buah-buah apa sajakah yang telah kita hasilkan, buah-buah kasih atau buah-buah kejahatan.
Hal ini sering dibicarakan oleh Tuhan Yesus dalam karya-Nya tentang Kerajaan Allah, seperti dalam Rosario peristiwa ke tiga dari peristiwa Cahaya/Terang.
“Bertobatlah, kerajaan Allah sudah dekat.” Tuhan Yesus mewartakan kerajaan Allah, kerajaan kasih, damai sejahtera, suka cita dan menyerukan pertobatan supaya kita memperoleh hidup kekal dalam kerajaan Allah. Kehidupan setelah di dunia ini menjadi jelas jika kita ingat akan Doa Credo = Aku percaya.

Aku percaya akan Allah Bapa…..
disalibkan wafat dan dimakamkan,
yang turun ke tempat penantian ……..
aku percaya akan Roh Kudus, …….
pengampunan dosa, kebangkitan badan dan kehidupan kekal.

Jelas bahwa di kehidupan selanjutnya ada suatu tempat penantian, boleh dikatakan sebagai tempat penyucian sebelum dibangkitkan dan menerima kehidupan kekal.
Bunda Maria dalam pesan-pesannya mengatakan “Doakanlah jiwa-jiwa di api penyucian supaya mereka mendapat kerahiman Allah.”
Dengan kata lain bahwa saudara-saudari kita yang sudah dipanggil Tuhan masih sangat membutuhkan dukungan dalam doa-doa kita untuk keselamatan mereka. Gambaran kehidupan setelah mati seperti dalam pewahyuan pribadi pada suatu mimpi, saya dibawa dua malaikat ke tempat lorong yang gelap dan di bawahnya ada sungai dengan air seperti oli bekas, aku dibiarkan tercebur di air itu sampai di atas pundak hanya kepalaku yang kelihatan. Kedua malaikat itu tetap di belakangku, mengikuti kemana pun aku pergi dan sampailah aku di tempat yang luas, semuanya serba putih bersih dan di situ banyak sekali orang-orang berjejer berbaris dengan pakaian jubah putih, begitu suka cita hatiku, aku langsung mau naik ke tempat ini tetapi malaikat itu menariknya dan aku terhenyak bangun. Puji Tuhan aku boleh mengalami seperti itu. Selang beberapa waktu peristiwa itu terjadi lagi, tetapi kali ini aku langsung dibawa ke tempat taman yang sejuk, indah, terang, tetapi tidak ada matahari. Aku duduk di rerumputan hijau menikmati keindahan, dari kejauhan aku melihat lalu lalang orang yang membawa buku seperti Puji Syukur, mereka berpakaian bersih dan diam. Dalam ketenangan itu ada orang yang besar dan tinggi perawakannya menggandeng tangan saya, kemudian orang itu menuntun saya ke tempat dimana ada bilik-bilik atau kamar-kamar kecil dan setiap kamar kecil ada orangnya, aku ditunjukkan kepada mereka satu per satu, orang-orang itu ada yang menggeleng-gelengkan kepala dan ada satu wanita dengan kedua tangan menyembah di dada dan diam menunduk. Akhirnya saya diberi surat kecil seperti tiket yang belum terisi dengan bahasa latin, yang kuingat hanya bagian terakhir yaitu kata “Coelum” artinya surga. Dalam
permenungan, saya masih sangat berdosa, hal ini yang membuat semangat untuk hidup lebih hidup.
Selain itu ada peristiwa yang menunjukkan bahwa orang yang meninggal dunia ada yang kurang percaya pada Sang Juru Selamat. Dalam mimpi saya sering ditemui orang-orang yang saya kenal dan yang sudah meninggal dunia, rata-rata setelah 3 sampai 7 hari. Ada yang menangis sambil kebinggungan minta tolong untuk menunjukkan jalan. Ada yang melambai-lambaikan tangan minta tolong, memperlihatkan fotonya, dan ada yang memprihatinkan karena berjalan ngesot sambil marah-marah dengan pakaian compang camping kotor sekali. Dan yang membuat suka cita adalah mereka yang memakai pakaian bersih dan tersenyum.
Dari pengalaman peristiwa demi peristiwa menggugah hati kita untuk mendoakan para arwah yang masih membutuhkan pertolongan dari kita berupa doa.
Saudara-saudari se-Bapa, masih ingatkah saudara-saudari kita yang meninggalkan imannya akan Tuhan kita Yesus Kristus karena uang dan harta? beberapa waktu lalu ada yang sudah meninggal dunia. Dan teman senasib mereka, ditemani di dalam mimpinya, minta untuk menunjukkan jalan karena gelap.
Dalam permenungan pribadiku berkata “Ya sudah pastilah, karena meninggalkan Tuhan Yesus Kristus yang adalah Jalan, Kebenaran, dan Hidup.” (Yoh 14:6)
Maka marilah kita mohon kepada Tuhan supaya kita dikuatkan oleh Roh Kudus agar jangan sampai kehidupan kekal diganti dengan harta yang bisa hilang supaya apa yang sudah kita percayai di dalam credo = Aku Percaya mendapatkan kebangkitan badan dan kehidupan kekal. Bukalah saat ini juga 1 Petrus 1: 22 -25.

Bersukacitalah akan penghiburan dari Tuhan Yesus Kristus, melalui Yoh 14:1-3
Kita akan dibawa ke dalam rumah Bapa,
Oleh Tuhan Yesus yang telah berjanji,
Akan datang kembali. Alleluia

Christ K. Ruwanto

Tidak ada komentar: