Selasa, 10 November 2009

Warta Singkat dari Gelora Jatidiri Semarang

Pada tanggal 29 September 2009 jam 15:00, sejumlah umat Paroki St. Thomas Rasul Bedono dengan menumpang 3 bus berangkat menuju GOR Jatidiri untuk mengikuti Misa Akbar Syukur 12 tahun Penggembalaan Mgr. Ig. Suharyo.
Misa dimulai pukul 18:30, karena sebelumnya dipentaskan berbagai macam atraksi yang sangat meriah sebagai para liturgi. Adapun kotbah Mgr. Ig Suharyo yang bisa saya tangkap antara lain:
1. Allah memberi nama Malaikat Agung dengan urutan Mikael, Gabriel, dan Rafael yang diambil menggunakan bahasa Ibrani yang artinya sebagai berikut:
Mikael artinya Siapa seperti Allah, berarti Allah tidak ada yang menyamai ( menyerupai ).

Gabriel artinya Allah Maha Agung berarti keagungan-Nya, kemurahan-Nya tidak ada yang melebihi.
Rafael artinya Allah menyembuhkan berarti Allah sanggup menyembuhkan sakit badan kita maupun rohani kita dan memperbaharui hati kita.
2. Karena demikian mahabaiknya Allah, maka sudah selayaknya kita selalu bersyukur, semakin bersyukur semakin bermurah hati. Menurut data di Keuskupan Agung Semarang memiliki 401 Imam, 1200 Suster, dan 80 Bruder.
3. Mgr. Ig Suharyo resmi disambut di Keuskupan Agung Jakarta tanggal 28 Oktober 2009.
4. Kapan ada uskup baru, belum ada yang tahu.
5. Kita semua dilibatkan dalam Karya Kasih-Nya.
Pada akhir kotbahnya, beliau menyampaikan pesannya melalui cerita sebagai berikut:
Pada zaman dahulu ada seorang siswa yang berguru disuatu tempat. Maha guru memberi nasehat, jika kamu mau berhasil dalam menuntut semua ilmu yang saya ajarkan, kamu akan saya beri mantra. Tetapi mantra ini tidak boleh kamu beritahukan kepada siapa saja. Jika kamu berani menyampaikan mantra ini kepada orang lain, maka kamu akan menjadi amat bodoh, dan akibatnya kamu akan dikeluarkan dari perguruan, tetapi orang lain akan menjadi pandai.
Siswa tersebut dalam waktu yang cukup lama bingung, apa yang mau dilakukannya. Akhirnya ia memutuskan, mantra tersebut diberitahukan kepada semua orang yang ia temui, dan benar, orang lain menjadi pandai, tetapi ia menjadi bodoh.Teman-temannya mentertawakan dan mengolok-olok lalu melapor kepada Mahaguru bahwa ia sekarang menjadi bodoh dan harus dikeluarkan dari perguruan.
Tetapi dengan amat bijaksana, Mahaguru menjawab : “ Ia tidak perlu sekolah lagi karena ia pantas menjadi guru “.
Demikianlah akhir kotbah tersebut dan disambut tepuk tangan amat meriah.
Selamat merenungkan, Tuhan Berkati.
NN Lingk. Mikael

Tidak ada komentar: