Selasa, 10 November 2009

KERINDUANKU PADA IBUKU

Berkah Dalem,
Ketika itu, sudah malam. Anggota keluargaku sudah tidur nyenyak. Aku berjalan mengambil dan mengangkat tape yang berada di ruang tengah untuk kubawa masuk kamar. Lalu aku mengambil kaset Gregorian hadiah ulang tahun dari temanku ketika masih kuliah. Mungkin buat sebagian orang, mendengar kaset Gregorian, seperti “lagu orang mati” tapi bagiku tidak, lagu itu bisa merefresh otakku dan membuat bening pikiranku.
Aku lanjutkan ceritaku, setelah aku membawa masuk tape ke kamarku, lalu aku memasukkan kaset Gregorian pada tape recorderku. Begitu aku pencet play, lalu memejamkan mata. Aku mengambil nafas panjang sehingga aku benar-benar merasakan udara masuk ke dalam paru-paru, dan merasakan bahwa Tuhan masih memberikan aku kehidupan saat itu. Lalu aku berdoa, aku menyapa Tuhan dengan diiringi lagu Gregorian, aku mulai membuat gambaran ibuku dalam pikiranku, aku membayangkan ibuku tersenyum kepadaku.
Aku mengambil nafas panjang dan tersenyum juga. Dan mulai untuk bercerita tentang kabar update keluarga. Tentang bapakku, adikku, kakakku, keponakan-keponakanku. Kegiatan-kegiatanku, keluh kesahku, masalah-masalahku. Kadang memang aku menangis tapi lalu aku mengambil nafas dalam-dalam dan terdiam sejenak dan mendengarkan nasihat-nasihat ibuku yang bergema dalam hatiku. Kalau sudah begitu, aku menjadi senang. Itu yang membuat aku betah untuk melepaskan rindu kepada ibuku. Dengan doa, aku bisa bercerita macam-macam kepada ibuku.
Tetapi aku juga sedih ketika aku bercerita tentang masalah-masalahku. Ibuku juga ikut menangis. Mungkin aku berdoa 2,5 jam. Aku sangat betah untuk ngobrol dengan ibuku. Meskipun tidak face to face dalam kenyataan, tapi aku berterimakasih kepada Tuhan karena mempertemukan aku dengan ibuku dalam doa dan dalam keheningan.
Ketika kaset sudah habis, aku membuka mata lalu membalik kaset itu, kemudian memejamkan mata lagi, mengambil nafas panjang dan menghadirkan gambaran ibuku kembali. Aku bercerita kembali. Susah, senang, sedih aku ceritakan semua dan ibu menjawab lewat kata hatiku. Ketika aku sudah tidak punya bahan cerita lagi, aku berdoa 3 x Bapa Kami, 3 x Salam Maria. Setelah itu aku mohon berkat Tuhan dan kemudian beranjak dari tempat doa untuk pergi tidur.
Aku yakin meskipun aku tidak bisa bertemu dengan ibuku, tapi masih dan selalu mendampingi aku, kemana pun aku pergi, dan apapun yang aku lakukan. Aku juga yakin ibuku pasti bahagia di surga bersama Tuhan Yesus. Bunda Maria, mbah kakung, mbah putri, aku yakin semua selalu menuntun langkahku. Tuhan lindungi aku, jadikan aku anak yang baik berbakti kepada orang tua, pada bapakku.
Ijinkan aku untuk menjadi kakak yang baik buat adikku. Lindungilah api lilin dalam hatiku agar aku dapat semakin bertindak sesuai dengan kehendak-Mu. Berikan aku rasa tanggung jawab yang besar sehingga aku tak mengeluh dengan semua pekerjaan yang ditimpakan padaku.
Love you mam, miss u mam.

Martina - Agnes

Tidak ada komentar: