Selasa, 06 Oktober 2009

Doa yang tak lapuk dimakan usia dan masa

Para pembaca Senthir yang diberkati Tuhan,
Bulan Oktober bagi Gereja dimengerti sebagai bulan Rosario Suci, dengan dasar pada tanggal 7 Oktober Gereja merayakan pesta "Santa Perawan Maria Ratu Rosario".
Tidak bisa dipungkiri, bahwa doa yang paling sederhana, merakyat dan mudah dicerna adalah doa Rosario, terutama dengan rangkaian doa Salam Maria dalam setiap butiran yang dipakai untuk mengingat-ingat kelipatan atau jumlah Salam Maria yang telah terucap.
Dibalik atau dalam nuansa pengulangan Salam Maria itu, umat diharapkan mengolah dan merenungkan makna peristiwa yang direnungkan dalam rangkaian doa itu, yaitu peristiwa-peristiwa yang didoakan-disebut sebelum rangkaian doa Salam Maria. Yang paling penting sebetulnya adalah permenungan atas peristiwa-peristiwa yang terkait dengan Tuhan Yesus itu; dari peristiwa Gembira sampai dengan peristiwa Cahaya. Kalau demikian maka" seandainya ada umat yang lupa jumlah doa Salam Marianya (misalnya kelewatan jadi hanya 8 atau 9 atau 7) mestinya jangan ditertawakan atau dianggap tidak sah atau belum sah, dlsb.
Karena itu silahkan anda untuk menikmati Rosario, mau dengan ujub khusus atau pun tanpa ujub tidak masalah. Itulah doa populer bagi umat beriman. Doa yang tidak lapuk dimakan usia dan masa: siapa, kapan, usia berapapun yang mendoakan tidak masalah. Bahkan menjelang dipanggil (mati) pun masih bisa. Malah yang sering kita saksikan juga bahwa ada banyak orang yang membawakan untuk digengenggamkan pada jenazah anggota keluarganya di dalam peti mati. Tentu harapannya agar di kubur pun masih bisa doa rosario. Soal ya atau tidaknya, nanti pada akhir hidup kita akan tahu sendiri.
Khusus untuk umat wilayah St. Perawan Maria Ratu Rosario Suci, Sadang: saya ucapkan selamat merayakan Pesta nama. Semoga semua diberkati Tuhan; baik yang pesta maupun para pembaca Senthir pada umumnya. Sekali lagi selamat semuanya : salam Maria!

St. Koko Pudjiwahyulistyono, Pr.

Tidak ada komentar: