Selasa, 06 Oktober 2009

DOSA



Dosa ialah suatu perbuatan yang menyebabkan terputusnya hu-bungan antara manusia dengan Allah, karena manusia mencintai dirinya atau hal-hal lain sedemikian rupa sehingga menjauhkan diri dari cinta kasih Allah.
Seseorang dikatakan berdosa apabila perbuatannya melawan cinta kasih Allah itu dilakukan dengan BEBAS (tidak dalam keadaan dipaksa), SADAR (tidak dalam keadaan terbius), TAHU (mengerti bahwa perbuatan itu jahat)
Dosa menciptakan kecondongan/kecenderungan kepada dosa lainnya; pengulangan perbuatan-perbuatan jahat yang sama mengakibatkan kebiasaan buruk. Hal ini mengakibatkan terbentuknya kecenderungan yang salah, menggelapkan hati nurani dan menghambat keputusan konkret mengenai yang baik dan yang buruk. Dosa cenderung terulang lagi dan diperkuat, namun ia tidak dapat menghancurkan seluruh perasaan moral. (KGK 1865)
Kebiasaan buruk dapat digolongkan menurut kebajikan yang merupakan lawannya, atau juga dapat dihubungkan dengan dosa-dosa pokok yang dibedakan dalam pengalaman Kristen menurut ajaran santo Yohanes Kasianus dan santo Gregorius Agung Bdk. mor 31,45. Mereka dinamakan dosa-dosa pokok, karena mengakibatkan dosa-dosa lain dan kebiasaan-kebiasaan buruk yang lain. Dosa-dosa pokok adalah kesombongan, ketamakan, kedengkian, kemurkaan, percabulan, kerakusan kelambanan, atau kejemuan [acedia].(KGK 1866)
Tradisi kateketik juga mengingatkan, bahwa ada dosa-dosa yang berteriak ke surga. Yang berteriak ke surga adalah darah Abel Bdk. Kej 4:10., dosa orang Sodom Bdk.Kej 18:20; 19:13., keluhan nyaring dari umat yang tertindas di Mesir Bdk. Kel 3:7-10., keluhan orang-orang asing, janda dan yatim piatu, Bdk. Kel 22:20-22. dan upah kaum buruh yang ditahan Bdk, Ul 24:14-15; Yak.5:4..(KGK 1867)
Dosa adalah satu tindakan pribadi. Tetapi kita juga mempunyai tanggung jawab untuk dosa orang lain kalau kita turut di dalamnya,(KGK 1868)
• kalau kita mengambil bagian dalam dosa itu secara langsung dan dengan suka rela,
• kalau kita memerintah-kannya, menasihatkan, memuji, dan membenar-kannya,
• kalau kita menutup-nutupinya atau tidak menghalang-halanginya, walaupun kita berkewajiban untuk itu,
• kalau kita melindungi penjahat.
Dengan demikian dosa membuat manusia menjadi teman dalam kejahatan dan membiarkan keserakahan, kekerasan, dan ketidakadilan merajaleIa di antara mereka. Di tengah masyarakat, dosa-dosa itu mengakibatkan situasi dan institusi yang bertentangan dengan kebaikan Allah. "Struktur dosa" adalah ungkapan dan hasil dosa pribadi, Mereka menggoda kurban-kurbannya, supaya ikut melakukan yang jahat. Dalam arti analog mereka merupakan "dosa sosial" Bdk. RP 16.. (KGK 1869)
"Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya atas mereka semua" (Rm 11:32).(KGK 1870)
Dosa adalah satu "perkataan, perbuatan, atau satu keinginan yang bertentangan dengan hukum abadi" (Agustinus, Faust. 22,27) Dikutip oleh TomasAqu., s.th. 1-2,71,6, obj. 1: sc.. Satu penghinaan terhadap Allah. Ia membangkang terhadap Allah dalam ketidaktaatan, yang berlawanan dengan ketaatan Kristus.(KGK 1871)
Dosa adalah satu tindakan melawan akal budi. Ia melukai kodrat manusia dan mengganggu solidaritas manusia.(KGK 1872)
Akar dari semua dosa terletak di dalam hati manusia. Macamnya dan beratnya ditentukan terutama menurut obyeknya.(KGK 1873)
Siapa yang dengan sengaja, artinya dengan tahu dan mau, menjatuhkan keputusan kepada sesuatu yang bertentangan dengan hukum ilahi dan dengan tujuan akhir manusia dalam hal yang berat, ia melakukan dosa berat. Dosa itu merusakkan kebajikan ilahi di dalam kita, kasih, dan tanpa kasih tidak ada kebahagiaan abadi. Kalau ia tidak disesali, ia akan mengakibatkan kematian abadi.(KGK 1874)
Hakikat DOSA
Dosa adalah satu pelanggaran terhadap akal budi, kebenaran, dan hati nurani yang baik; ia adalah satu kesalahan terhadap kasih yang benar terhadap Allah dan sesama atas dasar satu ketergantungan yang tidak normal kepada barang-barang tertentu. Ia melukai kodrat manusia dan solidaritas manusiawi. Ia didefinisikan sebagai "kata, perbuatan, atau keinginan yang bertentangan dengan hukum Kekal " (St. Augustine, Contra Faustum 22: PL 42, 418; St. Thomas Aquinas, STh I-II, 71, 6) (KGK 1849)
Dosa adalah satu penghinaan terhadap Allah: "Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat" (Mzm 51:6). Dosa memberontak terhadap kasih Allah kepada kita dan membalikkan hati kita dari Dia. Seperti dosa perdana, ia adalah satu ketidaktaatan, satu pemberontakan terhadap Allah, oleh kehendak menjadi "seperti Allah" dan olehnya mengetahui dan menentukan apa yang baik dan apa yang jahat (Kej 3:5). Dengan demikian dosa adalah "cinta diri yang meningkat sampai menjadi penghinaan Allah" (St. Augustine, De civ. Dei 14, 28: PL 41, 436.) (KGK 1850)
Justru di dalam kesengsaraan, di mana kerahiman Kristus mengalahkan menjadi paling jelas, betapa kejam dan beraneka ragam dosa ini: ketidak percayaan, kebencian yang membunuh, penolakan dan ejekan oleh para pemimpin dan umat, kekecutan hati Pilatus dan kebengisan para serdadu, pengkhianatan Yudas yang begitu menyedihkan terhadap Yesus, penyangkalan oleh Petrus dan pelarian para murid. Tetapi justru dalam saat kegelapan dan saat penguasa dunia Bdk. Yoh 14:30., kurban Kristus secara tersembunyi menjadi sumber yang mengalirkan pengampunan dosa tanpa henti-hentinya. (KGK 1851).


Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu. (Luk 1:38)

Tidak ada komentar: