Selasa, 06 Oktober 2009

Peristiwa Duka Bangsa


1.Peringatan Alam
Ramalan boleh tidak dipercaya. Tetapi ada baiknya kita tidak memandang sebelah mata. Biasanya ramalan dituangkan berdasar data. Fengsui dan primbon dibuat berdasar data pengalaman orang hidup pada masa lampau. Perilaku binatang yang tidak biasa, mencerminkan ada sesuatu kejadian alam. Mata, rasa, atau kepekaan indra yang lebih, memungkinkan orang bisa membaca hal-hal yang mungkin akan terjadi. Seperti tokoh supranatural Mama Loren, tentang beberapa bencana, ternyata juga terjadi.
Ramalan ada yang didasari data ilmiah. Ramalan cuaca dengan membaca perilaku iklim, suhu, dan data lain lewat satelit. Gerhana matahari total dipre-diksi secara detail. Kiamat 21 Desember 2012 (ramalan dari Suku Maya tentang matahari yang berada pada garis lurus pusat tata surya siklus 26.000 tahun, tidak fungsinya medan magnet yang berakibat pada pertahanan bumi terhadap radiasi sinar matahari, sehingga planet Nibiru berbenturan dengan bumi).
Keadaan riil saat ini tentang kerentaan bumi, dimana pemanasan global semakin menghantui : keserakahan peri-laku manusia, meluluhlantakan keutuhan ciptaan.
Semua ini mesti disikapi bijak, untuk lebih meneguhkan iman kita.
2.Bencana – Murka alam
Duka bumi pertiwi bertambah dengan tangisan duka ranah Minang. Gempa yang saling susul seakan dampak dari usaha meregangnya bumi yang lelah menahan beban ketidak-ramahan lingkungan. Bencana alam yang berganti dan berurutan, menjadi rangkaian berontak alam akan kese-rakahan manusia yang semena-mena merusak lingkungan, membakar hutan, dan pem-bangunan tanpa memperhatikan amdal.
Duka manusia tidak hanya bencana alam, tetapi juga ulah manusia sendiri. Kecelakaan berbagai angkutan transportasi, keteledoran yang berdampak kebakaran bangunan, keeng-ganan disiplin buang sampah dan penggundulan hutan mem-buat air bah dan tanah longsor; yang kesemuanya memakan korban jiwa manusia.
3.Peduli, cara hati menanggapi
Luasan daerah, sekarang sudah bisa dieratkan dengan batasan lokasi dan lajunya teknologi komunikasi. Peristiwa-peristiwa dimana pun bisa kita dengar, lihat, rasakan lewat sarana teknologi, paling tidak dengan TV. Ulasan dan berita TV sangat mempengaruhi suasana, sehing-ga setiap pemirsa dapat ikut merasakan duka bencana atau kecelakaan yang disampaikan secara rinci.
Upaya-upaya para pekerja warta sangat serius menyentuh perasaan pemirsa atau penikmat, dengan harapan banyak masyarakat beringan tangan membantu meringankan beban bencana. Banyak pundi amal disediakan untuk penya-luran itu.
Putra-putri Kristus, juga diharapkan membuka hati dan telinga; agar stimulan pada nurani semakin menunjukkan cinta kasih pada sesama. Adakah PSE menyediakan sarana untuk hal-hal demikian?
4.Usaha pelestarian alam, wujud usaha memelihara keutuhan ciptaan
Alam butuh keselarasan. Alam butuh perhatian dan campur tangan kita untuk memeliharanya. APP tahun lalu mengajak kita akan hal itu, memelihara keutuhan ciptaan.
Lingkungan hidup, semua makhluk ciptaan, membutuhkan peran kita untuk ikut menyatu dalam perasaan dan banyak hal. Kalau kita sayang pada lingkungan, mereka pun akan lebih sayang pada kita. Usaha kelestarian dan keseimbangan makhluk hidup dan lingkungan, adalah usaha interaktif yang saling mendukung niat tersebut.
Tidakkah kita turut peduli pada usaha positif ini, walau hanya dalam peran kecil?
5.Pengharapan, untaian doa yang tulus
Kita umat beriman, menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan, yang lebih tahu akan maksud dan tujuan.
Kita mengalami aneka peristiwa di depan mata kita. Kita merenung dan mencoba mengejawantahkannya berdasar iman dan pengharapan. Kita berusaha peduli, berbela rasa, dan berbagi berkat untuk sesama.
Kita masuk dalam lingkungan ciptaan yang utuh, saling menyanyangi, saling mengisi dan memperhatikan.
Doa yang tulus dan jujur, satu-satunya langkah dalam pengharapan.

Petrus Thukul

Tidak ada komentar: